Renang50 M waktu 45″ nilai 100. Untuk tes tersebut biasa di sebut Tes Kesegaran Jasmani atau Tes Kesamaptaan Jasmani yang terdiri dari beberapa item yaitu : 1. Samapta A = Lari selama 12 menit mendapat berapa Meter (tes yang baru lari 3200 M dapat di tempuh berapa menit, yang ini mungkin hanya baru dilingkungan TNI AD saja yang melaksanakan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 170 a. Untuk peserta tes Berikut merupakan beberapa prosedur yang harus diikuti peserta tes sebelum melalukan tes kebugaran jasmani. 1 Kondisi tubuh sehat dan it. 2 Dua jam sebelumnya harus sudah makan. 3 Menggunakan pakaian dan sepatu olahraga. 4 Memahami terlebih dahulu tata cara pelaksanaan tes. 5 Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan tes. 6 Peserta yang tidak dapat melakukan salah satu tes dianggap gugur. b. Untuk guru atau petugas tes Prosedur pelaksanaan tes untuk guru atau petugas tes sebagai berikut. 1 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. 2 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk mencoba beberapa gerakan tes. 3 Memperhatikan waktu perpindahan dari tes yang satu ke tes yang lain. 4 Memberikan nomor peserta yang jelas dan dapat dilihat oleh petugas tes. 5 Tidak memberikan nilai pada peserta tes yang tidak dapat melakukan salah satu tes. 6 Mencatat hasil tes pada formulir yang telah disediakan. 2. Langkah-langkah tes kebugaran Berikut diuraikan langkah-langkah tes kebugaran jasmani. a. Tes lari cepat 60 m Tujuan tes lari cepat 60 meter ialah untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan mengukur kecepatan lari serta menentukan tingkat kesegaran jasmani siswa. Peralatan dan perlengkapan 1 Lintasan lari yang lurus, datar, rata, tidak licin yang berjarak 60 meter 2 Stopwatch 3 Bendera start 4 Kapur 5 Alat tulis 6 Nomor dada 7 Tiang pancang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 171 Pelaksanaan tes 1 Siswa bersiap berdiri di belakang garis start. 2 Pada saat aba-aba bersedia, peserta mengambil sikap start jongkok 3 Pada saat aba-aba ya, siswa berlari sekencang-kencangnya sampai garis inish. 4 Lari diulang jika ada siswa yang mencuri start atau salah seorang peserta mengganggu peserta lainnya. Teknik penilaian 1 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai siswa untuk menempuh jarak 60 meter. 2 Angka dicatat sampai per seratus detik bila stopwatch-nya digital, namun bila manual sampai per sepuluh detik. b. Angkat badan Tujuan angkat badan adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu. Peralatan dan perlengkapan 1 Palang tunggal. 2 Stopwatch. 3 Formulir tes dan alat tulis. 4 Nomor dada. 5 Serbuk kapur. Pelaksanaan tes untuk putri chinning 1 Palang tunggal dipasang dengan ketinggian 150 cm di atas permukaan tanah. 2 Peserta menggantungkan badannya di bawah palang tersebut dengan posisi lengan lurus. 3 Kemudian, lakukan gerakan membengkokkan lengan, lalu melurus- kannya kembali. 4 Lakukan selama 60 menit. Pelaksanaan tes untuk putra pull up 1 Peserta bergantung pada palang tunggal sehingga badan, kepala, dan tungkai lurus. 2 Peserta membuka kedua lengannya selebar bahu dan keduanya lurus. 3 Peserta mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan sampai dagu melewati palang tunggal, kemudian kembali ke sikap awal. 4 Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang tanpa istirahat selama 60 detik. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 172 Gambar Pull up untuk putra dan chinning untuk putri Teknik penilaian 1 Skor tes didasarkan pada jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar. 2 Jika siswa tidak dapat melakukan sikap tersebut dinyatakan gagal dan mendapatkan nilai nol. c. Baring duduk

TeknikInformatika; Sistem Informasi; Ilmu Ekonomi. Akuntansi; Manajemen; STRATA2; Umum

Teknik Penilaian Tes Eureka Pendidikan. Dalam pembelajaran terdapat beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik. Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan informasi tentang proses dan produk belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat tersebut harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan Rosana, 2014. Dalam memilih teknik penilaian untuk kelompok mata pelajaran, pendidik juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut. 1. Karakteristik kelompok mata pelajaran . 2. Rumusan kompetensi mata pelajaran dalam KI dan KI L. 3. Rumusan indikator pencapaian setiap KD. Pada dasarnya, teknik penilaian yang digunakan dalam pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu teknik penilaian tes dan non-tes Arifin, 2014. Teknik penilaian tes terdiri dari tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang teknik penilaian tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes Mardapi, 2007. Tes dibagi menjadi tiga jenis yaitu a tes tulis; b tes lisan; dan c tes perbuatan. a. Tes tertulis paper pencil test Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis. Arifin 2014 119 menyatakan bahwa tes tulis memiliki dua bentuk yaitu bentuk uraian essay dan bentuk objektif objective. 1 Uraian Tes bentuk uraian terdiri dari dua jenis yaitu uraian terbatas dan uraian bebas. Dalam menjawab soal uraian terbatas, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batasnya. Walaupun jawaban peserta didik beraneka ragam, tetapi harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawaban. Penilaian dalam soal uraian terbatas biasanya pada mata pelajaran sains. Penilaian ini lebih objektif karena setiap langkah memiliki skor. Berbeda halnya pada uraian bebas, peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai kemampuannya. Penilaian uraian bebas biasa digunakan pada mata pelajaran sosial. 2 Objektif Tes objektif juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes ini disebut objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif meliputi pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian. Jika ditinjau dari tujuannya terdapat empat macam tes yang digunakan lembaga pendidikan, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif Mardapi, 2007 88. 1 Tes penempatan Tes penempatan dilakukan di awal pelajaran. Hasil tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik. Dalam mempelajari suatu bidang studi dibutuhkan pengetahuan pendukung. Pengetahuan pendukung tersebut dapat diketahui dengan menelaah hasil tes penempatan. Contohnya, sebelum mempelajari materi dinamika partikel, peserta didik membutuhkan pengetahuan pendukung tentang differensial dan integral. 2 Tes diagnostik Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes tersebut dilakukan jika diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil tes diagnostik memberika informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. 3 Tes formatif Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang semester. Materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan. 4 Tes Sumatif Tes sumatif diberikan di akhir pelajaran, atau akhir semester. Hasil tes sumatif menentukan keberhasilan belajar peserta didik untuk mata pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai. Hasil tes dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan belajar, keberhasilan mengajar, serta keduanya. b. Tes lisan Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran Rosana, 2014. c. Tes perbuatan atau praktik atau kinerja Tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya Rosana, 2014. Tes praktik dapat berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes petik kerja. Tes tulis keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang diekspresikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain atau sketsa gambar. Dalam pembelajaran IPA, kemampuan merancang eksperimen termasuk bagaimana merancang rangkaian peralatan yang digunakan termasuk contoh tes tulis keterampilan. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera, misalnya mengetahui kerusakan mesin berdasar suaranya, mengetahui nama preparat berdasarkan bayangan benda yang dilihat di bawah mikroskop. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang sesungguhnya. Tes petik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya seperti mendemosntrasikan cara memasak, cara menghidupkan mesin, atau cara menggunakan mikroskop. Setelah memahami mengenai apa itu yang dimaksud dengan Teknik penilaian tes, selanjutnya alangkah baiknya anda juga memahami bagaimana teknik melakukan penilaian non tes yang biasanya selalu beriringan dalam sebuah penelitian
secaraseksama. Tes kompetensi dasar dan kompetensi bidang diperlukan untuk me-nentukan apakah calon-calon tersebut memiliki kompetensi yang diperlukan atau tidak. Untuk menilai calon pegawai dapat digunakan berbagai cara, seperti tes wawancara, tes tertulis, tes simulasi laporan penilaian kinerja, penilaian atasan, dan sebagainya. Data hasil
– Tes kemampuan angkat beban dengan pull up bertujuan untuk mengukur kekuatan otot lengan dan bahu. Standar pelaksanaan test pull up atau angkat badan adalah 60 detik baik untuk putra maupun putri. Bagaimana pelaksanaan tes angkat tubuh? b Cara melakukan 1 Sikap awal bergantung pada palang tunggal, jarak kedua tangan selebar bahu, posisi telapak tangan mengahadap kearah kepala, kedua lengan lurus. 2 Mengangkat tubuh ke atas hingga dagu berada di atas palang. Apa yang kamu ketahui tentang gantung angkat tubuh? Gantung angkat tubuh atau pull-up merupakan contoh gerakan dalam senam ketangkasan yang bertujuan melatih kekuatan dan daya tahan otot lengan. Berapa kali push up dalam 1 hari? Idealnya kamu sebaiknya melakukan push–up sebanyak 3 set yang masing-masing terdiri dari 12 push–up setiap harinya. Hal ini bisa membuatmu memperoleh kekuatan pada ototmu. Berapa repetisi pull up? Pull Up 1 Set X 25 Repetisi, Jeda Istirahat 30-60 Detik Lakukan gerakan ini dengan memanfaatkan beban tubuh sendiri. Berapa detik melaksanakan aktivitas tes angkat tubuh untuk putra? Kata Kunci Tes Angkat Tubuh Untuk skor hasil tes angkat tubuh dihitung dengan menjumlahkan jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar selama 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra. Apa tujuan melakukan Tes gantung angkat tubuh? a. Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putra 1 Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahan otot lengan dan bahu. Bagaimana pelaksanaan tes baring duduk selama 60 detik? a Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut ± 90o , kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakan di belakang kepala atas. b Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kedua kaki, agar kaki tidak terangkat. Apa tujuan dari tes baring duduk selama 60 detik? tes baring duduk 60 detik tujuanya untuk untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut. Apakah tujuan latihan gantung siku tekuk atau angkat tubuh 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra? b. Aktivitas tes angkat tubuh 30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera. 1 Tujuan mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu. Apakah yang menjadi tujuan tes angkat tubuh 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra? Kekuatan dan daya tahan otot lengan. Bagaimana ketentuan tes angkat badan dianggap gagal? 3 Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila a pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun b pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal c pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus e Pencatatan Hasil 1 yang dihitung adalah angkatan yang … Tes TKJI meliputi apa saja? Dalam hal in mahasiswa mampu memaparkan TKJI untuk usia 16-19 tahun yang terdiri dari 5 item tes yaitu tes lari 60 meter, gantung siku 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak serta lari 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra. Apa manfaat pull up setiap hari? Memperkuat otot punggung, lengan, dan bahu. Melatih kekuatan genggaman tangan. Meningkatkan kesehatan fisik. Menjaga berat badan ideal. Menjaga kesehatan mental. Berapa lama waktu istirahat otot? Berapa Lama Pemulihan Otot Setelah Berolahraga Pada latihan yang relatif ringan, otot Anda mungkin dapat pulih dalam 24 jam, sedangkan latihan yang lebih menantang mungkin memakan waktu dua hingga tiga hari. Latihan yang sangat intens mungkin memakan waktu lebih lama. Kapan otot terbentuk setelah olahraga? Kebanyakan pemula akan merasakan otot mulai terbentuk dan kekuatan otot bertambah dalam waktu delapan minggu setelah dimulainya latihan atau olahraga baru. Bertambahnya massa otot ini akan lebih cepat terlihat pada otot yang memiliki massa lemak lebih sedikit, seperti area lengan. Kenapa push up terasa berat? Salah satu penyebab orang susah melakukan push–up adalah adanya masalah pada sendi dan tendon. Osteoartritis, tendinitis, atau cedera pada otot tendon yang berada di lengan, siku, dan bahu bisa saja yang menjadi dalang mengapa Anda kesulitan melakukan push–up. Berapa kali sit up setiap hari? Olahraga ini akan memberikan manfaat lebih banyak apabila dilakukan secara rutin, setidaknya 10-20 kali dalam sehari. Biasanya kaum pria melakukan gerakan sit–up secara rutin guna mendapatkan perut six pack. Referensi Pertanyaan Lainnya1Jelaskan Dengan Contoh Saat Disebut Barang Bebas Dan Barang Ekonomi?2Alat Semacam Filling Cabinet Yang Digerakkan Dengan Cara Diputar Adalah?3Sebutkan Atribut Dan Perlengkapan Dari Tari Yapong?4Nama Tepung Tanaman Asal Karakteristiknya?5How Is the Water of Bunaken National Marine Park?6Kerajinan Nilai Pada Produk Kerajinan Bahan Keras?7Berikut Ini Yang Termasuk Ke Dalam Fase Pasca Embrionik Adalah?8Bentuk Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa?9Berikut Yang Bukan Gejala Yang Menyertai Reaksi Kimia Adalah?10Tujuan Pengenalan Air Dalam Olahraga Renang Adalah Brainly? LembarTes observasi observasi. 1. Teknik penilaian: - Tes unjuk kerja (psikomotor): Melakukan teknik dasar tangkis atas dengan baik dan benar. Keterangan: Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4 Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----- X 50 Jumlah skor maksimal
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 170 a. Untuk peserta tes Berikut merupakan beberapa prosedur yang harus diikuti peserta tes sebelum melalukan tes kebugaran jasmani. 1 Kondisi tubuh sehat dan it. 2 Dua jam sebelumnya harus sudah makan. 3 Menggunakan pakaian dan sepatu olahraga. 4 Memahami terlebih dahulu tata cara pelaksanaan tes. 5 Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan tes. 6 Peserta yang tidak dapat melakukan salah satu tes dianggap gugur. b. Untuk guru atau petugas tes Prosedur pelaksanaan tes untuk guru atau petugas tes sebagai berikut. 1 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. 2 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk mencoba beberapa gerakan tes. 3 Memperhatikan waktu perpindahan dari tes yang satu ke tes yang lain. 4 Memberikan nomor peserta yang jelas dan dapat dilihat oleh petugas tes. 5 Tidak memberikan nilai pada peserta tes yang tidak dapat melakukan salah satu tes. 6 Mencatat hasil tes pada formulir yang telah disediakan. 2. Langkah-langkah tes kebugaran Berikut diuraikan langkah-langkah tes kebugaran jasmani. a. Tes lari cepat 60 m Tujuan tes lari cepat 60 meter ialah untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan mengukur kecepatan lari serta menentukan tingkat kesegaran jasmani siswa. Peralatan dan perlengkapan 1 Lintasan lari yang lurus, datar, rata, tidak licin yang berjarak 60 meter 2 Stopwatch 3 Bendera start 4 Kapur 5 Alat tulis 6 Nomor dada 7 Tiang pancang Di unduh dari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 171 Pelaksanaan tes 1 Siswa bersiap berdiri di belakang garis start. 2 Pada saat aba-aba bersedia, peserta mengambil sikap start jongkok 3 Pada saat aba-aba ya, siswa berlari sekencang-kencangnya sampai garis inish. 4 Lari diulang jika ada siswa yang mencuri start atau salah seorang peserta mengganggu peserta lainnya. Teknik penilaian 1 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai siswa untuk menempuh jarak 60 meter. 2 Angka dicatat sampai per seratus detik bila stopwatch-nya digital, namun bila manual sampai per sepuluh detik. b. Angkat badan Tujuan angkat badan adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu. Peralatan dan perlengkapan 1 Palang tunggal. 2 Stopwatch. 3 Formulir tes dan alat tulis. 4 Nomor dada. 5 Serbuk kapur. Pelaksanaan tes untuk putri chinning 1 Palang tunggal dipasang dengan ketinggian 150 cm di atas permukaan tanah. 2 Peserta menggantungkan badannya di bawah palang tersebut dengan posisi lengan lurus. 3 Kemudian, lakukan gerakan membengkokkan lengan, lalu melurus- kannya kembali. 4 Lakukan selama 60 menit. Pelaksanaan tes untuk putra pull up 1 Peserta bergantung pada palang tunggal sehingga badan, kepala, dan tungkai lurus. 2 Peserta membuka kedua lengannya selebar bahu dan keduanya lurus. 3 Peserta mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan sampai dagu melewati palang tunggal, kemudian kembali ke sikap awal. 4 Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang tanpa istirahat selama 60 detik. Di unduh dari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 172 Gambar Pull up untuk putra dan chinning untuk putri Teknik penilaian 1 Skor tes didasarkan pada jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar. 2 Jika siswa tidak dapat melakukan sikap tersebut dinyatakan gagal dan mendapatkan nilai nol. c. Baring duduk
Kelebihannon tes dari tes adalah sifatnya lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotoris. Teknik Non-Tes. 5. Instrumen penilaian non tes adalah alat yang digunakan oleh guru/penilai untuk menilai hasil belajar
Kebugaran Jasmani Oleh Guru PendidikanDiposting pada Oktober 22, 2020April 14, 2021 – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di Kali ini akan membahas mengenai Kebugaran Jasmani. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai Kebugaran Jasmani? Simak […]
1Penilaian Psikomotor Tes unjuk kerja (psikomotor): otot tungkai, dilanjutkan latihan awalan, melewati peti dan sikap mendarat. lompat kangkang di atas peti . Teknik dasarnya terdiri dari: angkat panggul tinggi-tinggi, pada saat tangan menyentuh peti kedua kaki dibuka selebar-lebarnya (gerakan ke samping), tolakan tangan, angkat dada dan Latar Belakang Instrumen pemanduan bakat cabang pencak silat adalah untuk memberi pedoman dan arahan dalam menjaring calon atlet pada cabang pencak silat dengan karakteristiknya. Dimana dalam pencapaian prestasi dipandang perlu adanya misi dan visi yang sama agar proses pembinaan berjalan dengan lancar baik ditingkat daerah maupun ditingkat Nasional. Aspek Antropometri Antropometri adalah suatu teknik atau cara untuk menentukkan dimensi bagian-bagian tubuh, dimana hasil antropometri memberikan gambaran atau perkiraan tentang bentuk, besar dan komposisi tubuh baik dalam keadaan normal maupun dikaitkan dengan lainnya. Biasanya besaran-besaran atau angka-angka tersebut secara individual maupun dalam kelompok mempunyai arti yang penting dalam usaha peningkatan prestasi olahraga khususnya Pencak Silat. Pada periode pembibitan atau lebih dikenal dengan istilah talent scouting’, ukuran tersebut memberikan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan seorang calon atlet. Secara obyektif ini dapat dipakai untuk memberikan gambaran dini adanya kemajuan atau penyimpangan, karena proses latihan dan pembinaan. Untuk nomor-nomor Seni seperti Tunggal, Ganda dan Regu, perlu dicari juga tinggi dan berat badan yang ideal, mengingat dalam katagori ini sangat ditunjang pada penampilan dari luar, seperti kebenaran teknik, kebenaran logika gerak dan juga keseragaman gerak. Sebagai contoh pada ganda dan regu, akan menjadi catatan penting bila dicari atlet yang memiliki tinggi dan berat badan yang setara antara satu sama lainnya dalam satu kelompok. Sehingga diharapkan kekompokkan dan keserasian gerak akan lebih maksimal. Aspek Fisiologis Aspek Fisiologis pada cabang pencak silat yang dominan adalah disesuaikan sistem energi yang bekerja pada tiap katagori, untuk katagori tanding, kemampuan Anaerob lebih besar dari pada aerob dengan perbandingan kurang-lebih 60 40. Oleh sebab itu Komponen yang diharapkan dimiliki pada katagori tanding adalah Kecepatan, Reaksi, Kelincahan, Koordinasi, Kekuatan, Dayatahan dan ditunjang dengan komponen keseimbangan, kelentukkan, ketepatan. Untuk Katagori Tunggal dan Regu, sistem energi yang dibutuhkan antara anaerob dan aerob adalah 40 60, sehingga kemampuan Dayatahan, Stamina Power menjadi komponen penting. Sedang pada katagori Ganda sangat dibutuhkan komponen dayatahan, stamina, power, kecepatan reaksi, koordinasi dan kekuatan. Aspek Ketrampilan Dasar Aspek Ketrampilan Dasar yang dominan dimiliki atlet pencak silat, pada katagori tanding adalah Kemampuan Sikap pasang, Pola langkah, Tangkisan, Elakan, Serangan tangan, serangan kaki, menjatuhkan. Khusus untuk katagori ganda ditambah kuncian dan bukaan kuncian. Ketrampilan dasar yang dibutuhkan dalam pencak silat memang memiliki karakteristik tersendiri bila dibandingkan oleh cabang beladiri lainnya, mengingat Pencak Silat merupakan budaya bangsa, sehingga unsur seni’ dan budaya’ masih terus dipertahankan sesuai dengan katagorinya. Seorang pesilat tidak akan mendapat nilai dalam pertandingan bila tidak melalui proses sikap pasang, adanya pola langkah kemudian melakukan serang bela dan kembali kesikap pasang dalam satu rangkain yang tidak terpisahkan. Jadi aspek ketrampilan dasar tersebut menjadi mutlak dikuasai oleh calon pesilat agar dalam proses pembinaan ke tingkat yang lebih tinggi dapat berkesinambungan. Aspek Mental Emosional Aspek mental Emosional sangat dibutuhkan dalam olahraga beladiri, khususnya Pencak Silat, akan tetapi berbeda pada tiap katagori Untuk Katagori Tanding aspek mental yang dominan adalah, Percaya diri, Agresifitas, Persepsi Diri, dan Kebutuhan Berprestasi. Sedang untuk katagori Tunggal Percaya Diri, Persepsi Diri dan Motivasi. Untuk katagori Ganda Percaya Diri, Persepsi Diri, Empati Aspek mental dalam pencak silat tercantum dalam janji seorang pesilat pada Prasetia Pesilat Indonesia’, sehingga dalam pembinaannya seorang pesilat wajib memahami dan menjalankan prasetia pesilat tersebut. Instrumen Kemampuan Dasar Biomotor. Tes Antropometri. Pengukuran komposisi tubuh pada calon atlet meliputi Pengukuran Indeks massa tubuh, dan Pengukuran lemak tubuh. Pengkuran Indeks Masa Tubuh. Tujuan Untuk Mengetahui status Gizi calon atlet Pencak Silat. Fasilitas dan Alat 1. Mengukur Tinggi Badan meteran. 2. Mengukur Berat Badan Timbangan. Petugas 1. Pengukur Tinggi Badan. 2. Pengukur Berat Badan. 3. Pencatat Skor. Pelaksanaan Pengukuran Tinggi Badan Calon atlet berdiri tegak tanpa alas menghadap lurus ke depan, Posisi kelapa tegak, pandangan mata horizontal. Kepala, bahu, siku, pinggul dan tumit menempel pada dinding. Kemudian diukur dari bawah sampai kepala. Pengukuran Berat Badan Peserta calon atlet berdiri di atas timbangan dengan memakai baju seringan mungkin tanpa alas, untuk putra telanjang dada. Berat badan ditimbang dengan alat timbangan yang standart. Penilaian Skor tinggi badan dicatat dalam satuam cm, dengan ketelitian cm. Skor berat badan dicatat dalam satuam kg, dengan ketelitian kg. Penilaian Indeks Massa Tubuh atau Body mass Index BMI dapat ditentukan dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut BB Kg BMI = ________________ TB m2 Keterangan BMI Body mass Index Indek Masa Tubuh BB Kg Berat Badan dengan satuan kg. TB cm2 Tinggi badan dengan satuan M kuadrat Contoh Berat badan Lamech 55 Kg, dan Tinggi Badan M, maka Indeks masa tubuh BMI = Hasil perhitungan ini selanjtnya dikonversikan pada table 1. Tabel 1. Norma Persentasi Lemak Tubuh Calon Atlet Pencak Silat. Katagori Skor Putra Putri Kurang 1 20 % > 30 % Kemampuan Kecepatan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kecepatan berlari calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 20 meter. 2. Stop Watch. 3. Pluit/bendera. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati garis finish. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. Kemampuan Kelincahan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelincahan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 10 x 10 meter. Watch. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start A, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati titik B menuju ketitik C, kembali ke titik B terus berlari ketitik D, kembali lagi ketitik B, dan dilanjutkan ketitik E dan lari kembali ketitik B terus mengarah ketitik garis finish A. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. Tes Modifikasi Boormerang Run Keterangan ; AB = BC = BD = BE = 5 meter 4. Tes Kemampuan Power Lengan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak otot lengan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Bola medicine 1 Kg. 2. Meteran. Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet duduk sejajar tembok, dengan sikap kaki rileks dan punggung menempel pada dinding, Bola medicin dipegang dengan dua tangan berada di depan dada atlet, kemudian melontarkan bola sejauh-jauhnya. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan jarak yang terjauh saat bola jatuh pertama kali dengan satuan cm, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil jarak yang terbaik. Kemampuan Kelincahan lari Bolak-balik Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelincahan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 5 x 5 meter. 2. Stop Watch. 3. Pluit/bendera. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start A, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati titik B, kembali ke titik A terus berlari ketitik B, Sebanyak 3 kali dititk A dan 3 kali titik B Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. 0 0 0 0 A B 0 0 0 0 5 Meter Gambar 2. Tes Lari bolak balik Stutle Run Keterangan ; AB = 5 meter 6. Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Kaki Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan koordinasi mata-kaki calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lapangan berdinding 2. Stop watch 3. Bola sepak Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Koordinasi pengambilan datanya dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunkan soccer wall volley. Dimana testee melakukan tendangan bola ke dinding dengan sasaran dibuat pada dinding sepanjang meter dengan tinggi meter. Daerah pembatas untuk melakukan tendangan ditandai pada lantai dengan ukuran meter x meter didepan daerah sasaran, jarak menendang meter. Tes dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing waktu selama 20 detik. Penilaian Skor dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari semua tendangan yang berhasil dilakukan. Tes ini memiliki nilai reliabilitas sebesar dan validitas diasumsikan dengan face validity.. meter Dinding meter meter meter meter Gambar 3. lapangan Tes Koordinasi 7. Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Tangan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan koordinasi mata-tangan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lapangan berdinding 2. Stop watch 3. Bola basket Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Koordinasi pengambilan datanya dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunkan pass basket ball. Dimana testee melakukan lemparan bola ke dinding dengan sasaran Jarak meter. Tes dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing waktu selama 20 detik. Penilaian Skor dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari semua tendangan yang berhasil dilakukan. Tes ini memiliki nilai reliabilitas sebesar dan validitas diasumsikan dengan face validity.. meter Dinding meter meter 4..23 meter meter Gambar 4. Lapangan tes koordinasi 8. Tes Kelentukkan Duduk dan Jangkau Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelentukkan batang tubuh Dan sendi panggul calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat Bangku berskla cm Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet duduk dilantai dengan posisi kedua lutut lurus. Didepan alat sebuah bangku yang berskala cm. Kedua tangan dengan jari tangan lurus ke depan sejajar lantai. Kedua tangan dijulurkan ke depan secara perlahan-lahan sejauh mungin. Tes ini dilakukan dua kali secara berturut-turut. Penilaian Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm. Hasil yang diperoleh dikonversikan pada tabel norma berikut. Tabel 2. Norma Sit and Reach untuk usia 15-17 tahun Katagori Usia Untuk Putra Usia Untuk Putri 15 16 17 15 16 17 Sangat baik > > > >20 > >22 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang > > >20 > >22 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 929 >851 >1054 >1039 Tabel 5. Norma lari Km untuk Perempuan Katagori Usia 14 15 16 17 Sangat Baik 811-701 823-659 828-708 820-652 Baik 931-812 945-824 941-829 941-821 Cukup 1058-932 1120-946 1108-942 1059-942 Kurang 1210-1059 1248-1121 1232-1109 1230-1100 Sangat Kurang >1211 >1249 >1233 >1231 19. Tes Lari Multitahap Tujuan Untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2max. Fasilitas dan alat 1. Meteran, 2Lintasan yang datar, dan 3Kaset Bleep tes dan tape recorder. Pelaksanaan Panjang lapangan 20 meter dan diberi tanda pada keujungnya, peserta tes lari menempuh jarak 20 meter setelah ada tanda tut’ dan kembali ke ujung stunya setelah tanda tut’ berikutnya. Kecepatan lari pada menit pertama disebut tahap I, kecepatan kedua tahap 2 dan seterusnya. Masing-masing level berlangsung kurang lebih selama 1 menit dan rekaman pita berlangsung meningkat sampai ke tahap 21. Akhir setiap lari bolak-balik ditandai dengan sinyal tut’ Penilaian Atlet melakukan semaksimal mungkin, jumlah terbanyak dari level dan balikan sempurna yang berhasil diperoleh dicatat sebagai peserta tes. 20. Pengukuran Anaerobik lari 300 Meter atau 400 meter. Tujuan Untuk mengukur kapasitas anaerobik. Fasilitas dan alat 1. Meteran. 2Lintasan yang datar,dan 3Stopwatch Pelaksanaan Dengan menggunakan start melayang, setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta tes lari menempuh jarak 300 meter atau 400 meter secepatnya. Jarak disesuaikan pada kondisi setempat. Penilaian waktu yang tercepat selama menempuh jarak 300 meter atau 400 meter. B. Instrumen Kemampuan Dasar Pencak Silat. 1. Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak Silat. Tujuan Untuk Mengetahui Penampilan ketrampilan pencak silat atlet Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit Peralatan 1. Sabuk/tali 2. Meteran 3. Tiang setinggi 2 meter 2buah/diganti orang utk memegang. Petugas 1. Pengukur ketinggian 2. Pencatat 3, Penjaga tiang. Pelaksanaan Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sabuk dengan jarak 60 cm putri dan 90 cm putra secara horisontal dan dengan ketinggian 75 cm putri dan 100 cm putra. Kemudian melakukan tendangan ditempat dimana teknik tendangan harus melewati sabuk/tali, tanpa menyentuh, setiap tendangan yang menyentuh sabuk/tali akan dikurangi 1. Setiap atlet melakukan tendangan secara berturut-turut sebanyak 10 tendangan untuk kaki kanan dan 10 tendangn kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil nilai tertinggi. Penilaian Skor berdasarkan jumlah penampilan atlet berdasarkan kisi-kisi instrumen dan dikurangi nilai kesalahan dalam menendang bila menyentuh tali. Indikator dalam tes ini adalah 1 Posisi Sikap pasang ;2Angkatan ; 3saat melepas tendangan/lintasan ; 4 kembali ke sikap pasang. Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak Silat No Indikator Tendangan Lurus/ samping/ Sabit 6 7 8 9 10 1 Posisi Sikap pasang awal 2 Lutut diangkat trelebih dahulu lk 100 derajat 3 Posisi badan saat angkatan kaki dalam keadaan seimbang 4 Melepaskan kaki dengan keadaan lurus 5 Posisi badan saat lepasan kaki dalam keadaan seimbang 6 Posisi kedua tangan merapat dengan badan 7 Menarik kaki dengan lutut merapat lk 1000 8 Posisi badan saat lutut merapat seimbang 9 Posisi kedua tangan di depan dada 10 Kembali kesikap pasang dalam keadaan seimbang Tabel Penilaian Nama …………………………………… Umur …………………………………… Jenis Kelamin Laki-laki/Perempuan Teknik Tendangan Lurus Ka. Lurus Ki Samping Ka Samping Ki Sabit Ka Sabit ki Nilai Pengurangan Total Penilai I Penilai II Penilai III Tabel 3. Penilaian Penampilan Ketrampilan Atlet yang disarankan Katagori Putri Putra Baik Sekali 80 – 100 85 – 100 Baik 71 – 79 74 – 84 Cukup 66 – 70 68 – 73 Kurang 56 – 65 61 – 67 Kurang Sekali > 55 > 60 2. Pengukuran Kecepatan Tendangan Pencak Silat. Tujuan Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan Tendangan pencak silat atlet Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit Peralatan 1. Sandsack diharapkan 50 Kg/target Hand Box 2. Meteran 3. Stop Watch Petugas 1. Pengukur ketinggian sandsack/target. 2. Pencatat waktu 3, Penjaga sandsack Pelaksanaan Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan satu kaki tumpu berada dibelakang garis sejauh 50 cm putri 60 cm putra. Pada saat aba-aba Ya’, atlet melakukan tendangn dengan kaki kanan dan kembali ke posisi awal dengan menyentuh lantai yang berada dibelakang garis, kemudian melanjutkan tendangn kanan secepat-cepatnya sebanyak-banyaknya selama 10 detik. Demikian juga dengan kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian Sandsack/target 75 cm putri dan 100cm putra. Penilaian Skor berdasarkan waktu tercepat penampilan atlet Formulir Penilaian Kecepatan tendangan. Nama ………………………………….. Umur ………………………………….. Jenis Kelamin Laki-laki/Perempuan Teknik Tendangan Lurus Ka. Lurus Ki Samping Ka Samping Ki Sabit Ka Sabit ki Penampilan 1 Penampilan 2 Penampilan 3 Penilai I Penilai II Penilai III Tabel 4. Penilaian Kecepatan Tendangan Ketrampilan Atlet Katagori Putri Putra Baik Sekali > 24 > 25 Baik 19 – 23 20 - 24 Cukup 16 – 18 17 - 19 Kurang 13 – 15 15 – 16 Kurang Sekali 28 > 30 Baik 23 – 27 25 – 29 Cukup 18 – 22 20 – 24 Kurang 14 – 17 15 – 18 Kurang Sekali 40 > 50 Baik 35 - 39 40 - 49 Cukup 29 - 34 36 - 39 Kurang 23 - 28 30 - 35 Kurang Sekali < 22 < 39 Pemilihan Instrumen Tes Dalam proses pembinaan mengambilan data merupakan keharusan untuk melihat kondisi awal hingga proses perkembangan, dengan pengukuran dan evaluasi dapat memiliki beberapa tujuan, diantaranya dapat menentukkan status, klasifikasi, seleksi, bimbingan dan diagnosis, motivasi, pemeliharaan hasil, kelengkapan pengetahuan, kegiatan penelitian. Akan tetapi tidak semua tujuan cocok untuk segala situasi sepanjang waktu. Evaluasi adalah proses penentuan ukuran atau nilai dari data yang terkumpul. Juga dapat dikatakan bahwa Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai. Dari pengertian ini maka antara penilaian dengan evaluasi hampir sama, bedanya dalam evaluasi berakhir dengan pengambilan keputusan sedangkan penilaian hanya sebatas memberikan nilai dan evaluasi yang tanpa tujuan akan menjadi suatu kegiatan yang tidak bermakna dan tentu saja hal itu tidak dapat dibenarkan. Oleh sebab itu pengukuran dan evaluasi harus mempunyai tujuan. Agar evaluasi efektif pengukuran harus dilakukan dengan tujuan yang jelas, sebelum tes dikelola kita harus mengetahui tujuan atau sasaran yang hendak dicapai jika kita ingin mengevaluasi hasil tes terhadap tujuan. Dalam evaluasi sasarannya harus jelas jika tidak, maka akan berakhir dengan sebuah percobaan yang tanpa arah dan tujuan. Pengukuran dan evaluasi harus dilakukan dan diawasi oleh orang-orang terlatih. Tidak setiap orang dapat mengelola program evaluasi dengan baik. Merupakan suatu hal yang sangat serius jika pengukuran dan evaluasi diserahkan kepada orang yang tidak terlatih, lebih-lebih jika keputusan yang akan dibuat adalah merupakan suatu keputusan yang sangat penting bagi anak didik. Jika kemampuan awal tidak diukur, kita tidak akan mengetahui sejauh mana keberhasilan mereka. Kita tidak mungkin menyusun program yang dibutuhkan atlet jika tidak kita ketahui dari mana mereka memulai. Selalu menggunakan tes yang valid, reliabel dan seobyektif mungkin. Kita harus selalu menggunakan tes yang baku. Tes yang baik adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur valid, hasil tes harus menunjukkan skor yang konsisten jika dilakukan orang yang sama pada giliran yang lain reliabel dan hasil tes harus menunjukkan hasil yang sama tanpa menghiraukan siapa yang melakukan pengetesan obyektif. Buku ini sebagai pedoman Instrumen Pemanduan Bakat cabang Pencak Silat, semoga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya di daerah, mengingat perkembangan Pencak Silat ditingkat daerah dan nasional semakin pesat, lebih-lebih perkembangan Pencak Silat di Manca Negara, semoga Perkembangan kita tidak tertinggal dari mereka yang baru belajar pencak silat. Adapun pemilihan instrumen yang disarankan untuk cabang Pencak silat No Komponen Intrumen TES BIOMOTORIK Antropometri Indeks Massa Tubuh Kecepatan 20 Meter 30 Meter Kelincahan Lari Modifikasi Boomerang Lari Bolak balik Stutle run Koordinasi Memantulkan bola sepak ke dinding Memantulkan bola basket ke dinding Kelentukkan Duduk dan jangkau Sit and reanch Angkat Badan ke atas Trunk Extention Kekuatan Sit Up Push Up Power Lempar Bola Shoot Put Loncat Tegak vertical jump Lompat depan tanpa awalan Lompat tiga kali Dayatahan Aerob Lari 15 Menit Lari KM Multitahap Anaerob Stamina Lari 300 Meter Lari 400 Meter TES KETRAMPILAN Kemampuan Dasar Penampilan Ketrampilan Pencak Silat Kecepatan Tendangan Tendangan sabit 10 detik kanan dan kiri Tendangan lurus 10 detik kanan dan kiri Tendangan samping 10 detik kanan dan kiri Kelincahan Tendangan Tendangan sabit kanan kiri 15 detik Tendangan samping kanan kiri 15 detik Koordinasi Tendangan Serangan beruntun selama 30 detik solospel Pilihan Instrumen dapat dipilih sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan yang diharapkan.
Teknikteknik dalam penyajian tes proyeksi ada bermacam-macam cara: Stimulus tidak berstruktur --- Stimulus yang diberikan (tes) tidak terstruktur seperti tes intelegensi. Badan : Badan, khususnya "trunk" diasosiasikan dengan dorongan-dorongan dasar. , bagaimana pendekatannya terhadap tes dan bagaimana pelaksanaannya. Prinsip
Teknik Penilaian Tes Angkat Badan untuk Peningkatan Pendidikan Teknik Penilaian Tes Angkat Badan dalam Pendidikan Tes angkat badan adalah latihan renang latihan dasar dalam pendidikan jasmani yang sering digunakan sebagai alat ukur kebugaran fisik seseorang. Pada umumnya, tes angkat badan dilakukan dengan menaikkan tubuh melalui dorongan lengan pada sebuah alat yang disebut bar paralel. Pada saat tes dilakukan, peserta diminta untuk mengangkat tubuhnya hingga ke atas sehingga terbebas dari kontak dengan bar paralel. Jumlah secara bertahap meningkat untuk menilai kekuatan dan kelincahan fisik peserta. Teknik penilaian tes angkat badan dapat diatur berdasarkan jumlah pengulangan yang diberikan dan kemampuan peserta dalam mengangkat tubuh mereka. Ada beberapa teknik penilaian dalam tes angkat badan, diantaranya teknik tes dengan metode jumlah pengulangan repetisi, metode jumlah waktu, metode penggunaan bobot tambahan, dan metode pencapaian tujuan. Pada metode jumlah pengulangan, peserta akan diminta melakukan sejumlah pengulangan angkat badan dengan posisi lengan yang dianjurkan. Jumlah pengulangan akan direkam dan dijadikan sebagai penilaian tingkat kebugaran fisik peserta. Semakin banyak pengulangan yang dapat dilakukan, semakin besar kekuatan fisik peserta. Sementara itu, pada metode jumlah waktu, peserta diberi waktu tertentu untuk melakukan angkat badan sebanyak-banyaknya. Kemampuan peserta untuk mengangkat badan dalam waktu yang lama dapat menjadi penilaian kelincahan fisik peserta. Metode penggunaan bobot tambahan akan menambahkan beban pada tubuh peserta saat melakukan angkat badan. Dengan menambah beban, peserta harus meningkatkan kekuatan fisik mereka untuk tetap dapat mengangkat badan mereka secara efektif. Terakhir, metode pencapaian tujuan digunakan untuk menilai kemajuan dalam latihan setelah beberapa kali pelatihan. Peserta akan diberi tujuan untuk dicapai dalam jumlah pengulangan, waktu, atau jumlah beban. Kemajuan dalam mencapai tujuan akan menunjukkan kemajuan peserta dalam kebugaran fisik. Secara keseluruhan, tes angkat badan tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan kekuatan dan kelincahan fisik peserta, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kesehatan dan memberikan kepercayaan diri dalam banyak aktivitas fisik yang melibatkan otot lengan dan otot perut. Melakukan tes angkat badan secara rutin memiliki manfaat jangka panjang bagi kesehatan fisik seseorang, dan teknik penilaian tes angkat badan yang benar dan efektif akan dapat membantu melacak kemajuan dan memotivasi peserta untuk lebih banyak berolahraga. Tes angkat badan adalah salah satu cara untuk menguji kekuatan fisik seseorang dengan mengangkat beban. Tes ini biasanya dilakukan oleh atlet atau olahragawan untuk melatih kekuatan angkat beban mereka. Bagi seorang pelatih, tes angkat badan menjadi salah satu kriteria penting dalam menilai perkembangan fisik dan performa atletnya. Ada dua jenis penilaian tes angkat badan, yaitu menggunakan jumlah repetisi ulangan dan menggunakan beban. Penilaian Tes Angkat Badan Menggunakan Jumlah Repetisi Ulangan Pada penilaian tes angkat badan menggunakan jumlah repetisi, atlet diuji seberapa sering mereka bisa mengangkat beban dalam satu set. Setiap repetisi dihitung hingga jumlah maksimal yang telah ditentukan oleh pelatih. Biasanya, hasil dari penilaian menggunakan repetisi dilakukan secara berulang-ulang agar dapat mendapatkan hasil yang akurat. Dalam pemilihan ulangan, pelatih dapat menyesuaikan jumlah repetisi berdasarkan kemampuan atlet. Penilaian menggunakan jumlah repetisi banyak digunakan dalam olahraga seperti angkat besi, crossfit, dan powerlifting. Penilaian Tes Angkat Badan Menggunakan Beban Pada penilaian tes angkat badan menggunakan beban, atlet diuji seberapa berat beban yang dapat mereka angkat dalam satu repetisi atau satu set. Pelatih biasanya menyesuaikan jumlah beban berdasarkan kemampuan atlet. Pada poin ini, teknik angkat yang tepat juga menjadi faktor penting dalam menentukan performa atlet. Karena jika teknik angkat tidak tepat, selain tidak mencapai performa yang diinginkan, angkat beban yang salah juga bisa berdampak pada cedera. Penilaian menggunakan beban banyak digunakan dalam olahraga seperti angkat besi, powerlifting, dan olahraga yang melibatkan penggunaan beban lainnya. Kesimpulannya, penilaian tes angkat badan terdiri dari dua jenis, yaitu menggunakan jumlah repetisi dan menggunakan beban. Dalam pemilihan jenis penilaian, pelatih dapat menyesuaikan berdasarkan kemampuan atlet dan jenis olahraga yang dijalankan. Hasil dari penilaian tes angkat badan sangat penting dalam menilai performa atlet dan berpengaruh pada pencapaian prestasi olahraga. Posisi Tubuh yang Tepat 1. Posisi Awal Mulailah dengan berbaring telentang di lantai atau pada alat bantu angkat badan yang disediakan, kepala menghadap ke atas. Kaki disilangkan dan tangan berada di belakang kepala dengan jari menyentuh tengkuk. 2. Hentikan gerakan angkat badan ketika pecut atau telapak kaki sudah vertikal. Bernafaslah dengan teratur dan jangan terburu-buru ketika mengangkat badan. 3. Setelah kepala melewati meja angkat, angkat bagian atas tubuh dan pinggul dari lantai dengan perlahan agar tubuh Anda tidak tercedera. 4. Setelah mencapai ketinggian maksimum, turunkan badan Anda kembali ke posisi awal dengan perlahan-lahan dan kontrol dengan baik gerakan itu Mengatur Nafas 1. Bernafaslah teratur saat melakukan tes angkat badan. Tarikan nafas dilakukan sebelum melakukan gerakan naik dan lewatkan nafas sewaktu turun ke posisi awal. 2. Tarik nafas saat tubuh Anda berada di posisi awal dan menekan tangan ke belakang kepala. 3. Tarik napas, kemudian angkat badan Anda dengan kaki tetap melurus, dan jangan bergerak mengepul saat mengeluarkan nafas. 4. Catat jumlah angkatan yang Anda mampu lakukan dan jumlah napas yang diambil bersamaan dengan itu. Gerakan Angkat Badan yang Benar 1. Gerakan angkat badan seharusnya difokuskan pada otot punggung bagian atas dan perut. 2. Jangan gunakan tangan untuk mendorong kepala ke atas atau membantu melakukan angkatan badan, karena hal ini akan mengurangi efektivitas dari tes angkat badan. 3. Berlatihlah dengan gerakan mengangkat badan secara lambat dan perlahan agar bisa merasakan bagaimana posisi tubuh dan posisi kaki tetap lurus ke atas. 4. Lakukan gerakan tersebut 5 set dengan 10 – 12 angkatan di masing-masing set-nya agar tubuh Anda terbiasa dan kuat dalam melakukan angkat badan. Menghindari Cedera 1. Jangan melakukan tes angkat badan sampai batas yang sangat tinggi atau memaksakan diri untuk melakukan angkatan lebih dari batas kemampuan otot. 2. Jangan melakukan tes ini jika memiliki masalah kesehatan seperti masalah punggung atau jantung. 3. Jangan melakukan tes ini sebelum pemanasan dan selalu atur waktu istirahat antara set latihan agar tubuh tidak kelelahan. 4. Lakukan tes ini di gym atau oefenruimte yang berpengalaman karena alat pengukur dan pengaturan tes biasanya ada di sana dan akan mengurangi resiko cedera. Pemanasan Sebelum melaksanakan tes angkat badan, Anda harus melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dilakukan untuk menghindari cedera dan mengoptimalkan performa dalam tes. Pemanasan dapat dilakukan dengan melakukan gerakan-gerakan ringan seperti melakukan gerakan lengan dan kaki, jogging, atau melakukan peregangan. Persiapan Tes Setelah melakukan pemanasan, persiapan tes yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat atau peralatan yang akan digunakan, seperti alat angkat beban atau pull-up bar. Selain itu, pastikanlah bahwa anda beristirahat dengan cukup dan tidak makan terlalu banyak sebelum melaksanakan tes agar performa Anda optimal dalam tes angkat badan. Pelaksanaan Tes Setelah alat dan peralatan disiapkan, pelaksanaan tes dapat dimulai. Lakukan tes angkat badan dengan benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pastikan untuk menggenggam alat dengan baik, mengatur pernapasan, dan menjaga postur tubuh selama bergerak naik turun dalam tes tersebut. Catat hasil tes untuk evaluasi performa Anda di masa yang akan datang. Pendinginan Setelah pelaksanaan tes selesai, jangan lupa untuk melakukan pendinginan. Pendinginan meliputi gerakan-gerakan ringan seperti jogging atau melakukan peregangan. Pendinginan dilakukan untuk mengurangi resiko cedera dan membantu mengembalikan detak jantung dan pernapasan ke kondisi normal. Jumlah Repetisi Ulangan atau Beban yang Diangkat Jumlah repetisi atau beban yang diangkat adalah salah satu faktor yang diukur dalam tes angkat badan. Jumlah repetisi yang dilakukan oleh peserta menentukan seberapa kuat dan tahan tubuh dalam mengangkat beban. Adapun besarnya beban yang harus diangkat juga menjadi patokan penilaian, karena semakin berat beban yang mampu diangkat, maka semakin kuat pula tubuh seseorang. Dalam penilaian tes angkat badan, jumlah repetisi atau berat beban yang diangkat akan berpengaruh pada penilaian nilai keseluruhan. Posisi Tubuh Posisi tubuh yang benar sangat penting dalam tes angkat badan, karena akan mempengaruhi kekuatan dan keseimbangan angkat badan. Posisi tubuh yang salah dapat mengakibatkan cedera dan kurangnya hasil yang maksimal dari tes angkat badan. Peserta diharapkan memiliki postur tubuh yang tegak, menyatu dengan beban yang diangkat, serta mampu mengontrol nafas dan denyut jantung ketika melakukan tes angkat badan. Gerakan Angkat Badan yang Benar Gerakan angkat badan yang benar sangat penting untuk menghindari cedera dan memastikan kinerja otot yang terbaik. Peserta diharapkan melakukan gerakan angkat badan dengan tepat, mengangkat beban dengan kekuatan otot, dan menggunakan area tubuh yang terlibat secara seimbang. Terdapat beberapa gerakan yang dapat dilakukan dalam tes angkat badan, di antaranya adalah pull-up, chin-up, dan push-up. Namun, tidak sedikit orang yang kurang melakukan gerakan secara benar sehingga merugikan diri sendiri. Waktu Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam tes angkat badan adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan test. Waktu yang diberikan biasanya tergantung pada jumlah repetisi yang ditentukan sebagai standar dalam penilaian. Peserta diharapkan mampu menyelesaikan tes angkat badan dalam periode waktu yang ditetapkan dan masih mampu menjaga kualitas gerakan serta kekuatan tubuh yang mendukung. Kepatuhan terhadap Aturan Tes Angkat Badan Kepatuhan terhadap aturan tes angkat badan juga menjadi faktor yang penting dalam penilaian hasil. Selama melakukan tes angkat badan, peserta diharapkan telah memahami dan melaksanakan aturan yang berlaku. Adanya kepatuhan terhadap aturan akan mempengaruhi kinerja peserta dalam tes angkat badan, serta menunjukkan kemampuan peserta dalam mengikuti instruksi dengan baik dan benar. 1. Meningkatkan Kesehatan dan Kebugaran Tubuh Salah satu kegunaan utama dari penilaian tes angkat badan adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Tes angkat badan dapat membantu mengukur kemampuan fisik seseorang dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan membentuk otot-otot tertentu. Dengan melakukan latihan angkat badan secara teratur, maka otot-otot dalam tubuh akan menjadi lebih kuat, dan tubuh akan menjadi lebih bugar dan sehat secara keseluruhan. 2. Meningkatkan Kemampuan Atletik Penilaian tes angkat badan juga sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan atletik. Atlet yang menguji kemampuan angkat badan mereka akan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan fisik mereka dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan akan dihasilkan program pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan atletik mereka. Latihan ini juga membantu meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan kelincahan atlet dalam olahraga mereka. 3. Menentukan Level Kesehatan Seseorang Penilaian tes angkat badan juga dapat membantu menentukan level kesehatan seseorang. Melalui tes angkat badan, dapat diketahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan dapat dihitung jumlah repetisi yang mampu dilakukan. Jumlah repetisi ini akan menunjukkan seberapa kuat dan sehat tubuh seseorang dalam mengatasi beban tubuhnya sendiri. 4. Menentukan Program Latihan yang Tepat untuk Setiap Individu Penilaian tes angkat badan juga dapat membantu menentukan program latihan yang tepat untuk setiap individu. Dengan melihat dari hasil tes angkat badan, personal trainer atau pelatih akan dapat menentukan program latihan yang sesuai dengan kemampuan fisik seseorang. Hal ini memungkinkan program latihan untuk menjadi lebih efektif dan membantu mencapai tujuan yang diinginkan dengan lebih cepat. 5. Menilai Kemajuan Program Pelatihan Tes angkat badan juga dapat membantu menilai kemajuan program pelatihan seseorang. Setelah menjalani program pelatihan yang telah ditentukan, tes angkat badan dilakukan untuk menentukan apakah terjadi peningkatan dalam kemampuan angkat badan seseorang. Dengan mengevaluasi kemajuan ini, pelatih dapat menyesuaikan dan mengubah program pelatihan untuk mencapai hasil yang lebih baik. 6. Menilai Kemampuan Fisik dalam Kehidupan Sehari-hari Tes angkat badan juga dapat memberikan gambaran tentang kemampuan fisik seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Melalui tes angkat badan, dapat diketahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengangkat beban tubuhnya sendiri, seperti ketika harus membawa barang berat atau anak kecil. Hal ini sangat penting dalam menilai daya tahan dan kebugaran fisik seseorang dalam kehidupan sehari-hari. 7. Meningkatkan Kebahagiaan dan Kualitas Hidup Terakhir, penilaian tes angkat badan dapat meningkatkan kebahagiaan dan kualitas hidup seseorang. Melakukan latihan angkat badan secara teratur dapat meningkatkan rasa percaya diri, membantu menghilangkan stres dan kecemasan, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Semua ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membuat mereka merasa lebih bugar, bahagia, dan sehat. Kgog.
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/280
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/395
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/366
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/273
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/48
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/87
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/285
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/31
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/156
  • bagaimana teknik penilaian tes angkat badan