Selainitu gunung Udarati diganti nama menjadi Gunung Arjuna, Mahendra jadi Gunung Lawu, Candramuka diganti Gunung Marawu atau Merbabu, Gunung Soda diganti menjadi Gunung Sumbing dan Gunung Sadara menjadi Gunung Sundara. Perubahan nama itu disebut dilakukan pada tahun 919 S (tahun Jawa) atau 947 (Masehi). Inilah asal usul nama Merapi

Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Triguna. Isinya mirip dengan kitab Hariwangsa Empu Panuluh, yaitu Kresna melarikan Dewi Rukmini 19. Nama kitab yang ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja Jayaswara yang isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini yang sudah ditunangkan dengan Suniti Raja Jedi adalah....A. BaratayudaB. KresnayanaC. SmaradahanaD. LubdakaE. KertajayaJawaban D1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Triguna. Isinya mirip dengan kitab Hariwangsa Empu Panuluh, yaitu Kresna melarikan Dewi Rukmini,. Bedanya di kitab ini, Dewi Rukmini sudah ditunangkan dengan Suniti Raja Jedi. Ketika diculik yang mengejar adalah Rukma adik dari Lubdaka ditulis oleh Mpu Tanakung pada zaman Raja Kameswara. Kitab ini bercerita tentang seorang pemburu bernama Lubdaka yang mengadakan pemujaan terhadap Dewa Syiwa sehingga rohnya yang semestinya masuk neraka menjadi masuk moral yang dapat kita ambil dari Kitab Lubdaka adalah Tinggi rendahnya martabat seseorang tergantung dari tingkah laku sehingga ketika mengingat Tuhannya, maka percaya dan taatilah perintah dari Tuhan semampu kita. Tidak ada Kata terlambat untuk bertobat Karena sang pencipta maha pemaaf.

Karenabelum disebut sebagai anak manusia. (an-Nawawi al-Jawiy, Nihayat az-Zain: 156). 4. Mazhab Hanabilah. Pasal: Disunnahkan memberi nama as-siqthu atau bayi yang lahir dalam keadaan meninggal. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits: Berilah nama as-siqthu kalian, karena mereka adalah orang yang telah mendahului kalian.
Mpu Bengawan Candhu nagakalabuana Asalamualaikum wrwb. Dalam khasanah dunia perkerisan ataupun krisologi tdk akan lepas dr yang namanya pembuat keris itu sendiri yang kita kenal dgn sebutan/gelar EMPU,berpijak dr gelar tsbt kami bermaksud membabar dan mengabadikan nama2 para empu seluruh nusantara dr berbagai jaman dan generasi bhkn empu2 jaman sekarang yang karyanya mendunia dan ikut diakui karyanya oleh dunia juga bhkn oleh UNESCO,yaitu badan dunia yg mengurusi sosial,budaya dan pendidikan dunia. Dari hal tsbt kiranya bisa mjd kajian kita bersama dlm mengenal nama2 empu. dan mgkn bagi yg sdh sering membuka2 blog ataupun penggemar tosan aji sdh terlalu sering membaca tulisan nama2 empu nusantara krn mmg mudah ditemui dan didapatkan di berbagai blog,bhkn dr blog dr sesepuh kita yang muda ganteng dan murah senyum,dgn nama ghaibnya yg msh berbau muslim kenthal yaitu blog alang alang kumitir,tp yang membedakan tulisan kami ini sdh kami lengkapi mskpn msh ada kekurangan disana sini tp sdh berusaha kami lengkapi referensi empu di indonesia termasuk generasi yang sekarang yg meliputi empu dr yogya,solo dan jatim. tp mhn maaf empu2 yg berasal dr luar jawa blm bs kami tampilkn krn keterbatasan kami. Mgkn ada yg menanyakan kenapa masalah keris kami tampilkan di blog wongalus tercinta ini,ini sebetulnya ada kaitannya dgn ilmu tayuh/kebatinan krn berdasar bincang2 kami dgn Ki Risang Mukti pengampu blog songgo bumi yang sangat kami cintai dan hormati,beliau menyampaikn prnh ada rekan beliau yg dlm menanyuh atau memberdirikan pusaka tnp warangka tinggal ditayuh atau disebutkan nama empu pembuatnya,krn jika bnr panggilan/sebutan nama empu keris,dr pengalaman rekan beliau,keris tsbt yg apbl kita bnr dan sesuai dgn sebutan nama empunya akan langsung berdiri scr otomatis spt memberi hormat atau rasa takdzim pada nama empu tsbt. sdg mslh ada tata laku dan ritualnya kami belum mendapat penjelasan dr rekan beliau tsbt. Kami berharap ada rekan2 dr sedulur blog wongalus ada yg berkenan berbagi dan membedar amalan tsbt bila mmg ada dan berkenan. Dan, apbl ada sesepuh ataupun guru yg berkenan membabar dan bisa memperkuat yoni dan mengembalikan power,aura,sabda doa keris spt asal mulanya dibuat yg biasanya dilakukan dibawah sinar bulan purnama yg penuh kami persilahkan. Itung2 biar besok pas ada pertemuan KWA III IV dst ada acr penyepuhan gaman,yg mgkn mslh tekhnis dsb bisa dirembug bareng2. Monggo silahkn dikaji dan dipelajari bareng2 smg berkenan. BUDHO purwacarita mpu hyang ramadi,mpu iskadi,mpu sugati,mpu mayang,mpu sarpadewa tulis mpu sukmahadi medang kamulan mpu bramakedali giling wesi mpu saptagati ,mpu janggita wirotho mpu dewayasa I mamenang mpu ramayadi pengging wiraradya mpu gandawisesa,mpu wareng,mpu gandawijaya kauripan mpu kandangdewa jenggala mpu windusarpa , mpu windudibya II..tangguh MADYA KUNO pajajaran makukuhan mpu srikanekaputra,mpu welang,mpu cindeamoh,mpu handayasangkala,mpu dewayani,mpu anjani,mpu marcu kunda, mpu gobang ,mpu kuwung , mpu bayuaji, mpu damarjati,mpu sombro,mpu anjani SEPUH TENGAHAN jenggala mpu sutapasana kediri majapahit mpu kuwung,mpu salahito,mpu putugaluh,mpu demangan,mpu dewarasajati,mpu bekeljati,mpu supagati mpu supadriya,mpu jaka supa, mpu jigja, mpu angga cuwiri, mpu singkir, mpu jebat,ki gede gn tawang,mpu modin majapahit/madura mpu sriloka, mpu kaloka, mpu kisa, mpu kasa, mpu lunglungan,mpu kebolungan,mpu macan,mpu kacang, mpu lujuguna I majapahit/blambangan mpu bromokedali,mpu luwuk,mpu kekep,mpu pitrang,mpu mendung,mpu tembarok,mpu surawisesa TENGAHAN demak mpu jaka supa pajang mpu omyang,mpu loo bang,mpu loo ning, mpu cantoka, mpu japan, Ki Umyang,Ki Tundhung Kudus,Empu Cublak. Empu Cublak, Empu Wonogati, Empu Surawangan, Empu Joko Puthut dan Empu Pengasih. mataram mpu tundung,mpu setrobanyu,mpu loo ning, mpu tunggulmaya, mpu teposono, mpu kithing, mpu warihanom, mpu madrim, mpu guling,mpu nom,mpu legi,mpu umayi,mpu gede,mpu mayang,mpu tepas,mpu kali anjir. NOM kartasuro mpu lujuguna I,mpu kasub,mpu lujugunaII,mpu hastronoyo,mpu sendang warih,mpu taruwongso,mpu luluguno,mpu brojoguno I,mpu brojoguno II, Empu yang terkemuka di jaman itu adalah Empu Brojo Brojoguno I yang mengabdi di kraton. Hasil karyanya terkesan sangat keras, bisa menembus uang logam, bahkan konon bisa menembus baju besi kere waja. Empu lainnya adalah Empu Sentranaya III, Empu Sendhang Warih, Empu Japan surakarta mpu brojosentiko, mpu mangunmalelo, mpu mpu brojokaryo, mpu brojoguno III, mpu tirtodongso, mpu sutowongso, mpu japanI, mpu japanII, mpu singowijoyo,mpu jopomontro,mpu joyosukadgo,mpu montrowijoyo, mpu karyosukadgo I,mpu wirosukadgo,mpu karyosukadgo II,mpu karyosukadgo III,mpu mangunmalela,mpu resowijoyo,mpu carang mustapa. VI. Tangguh Kamardikan aEmpu didaerah Yogya Empu Jeno harum brojo Empu Pauzan Pusposukadgo Empu Sungkowo Harum Brojo Empu Djiwo Suhardjo Sumurup bantul Empu Karyo diwongso Empu Ngadeni di Dusun Grogol II, Rtt 05/ Rw 02, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul bEmpu Daerah Solo Empu sukamdi Jetis Banyu agung nusukan solo Empu Yohanes Yantono Palur Solo Empu Basuki Gondangrejo karang anyar Empu KRT Subandi Suponingrat Desa Banaran Ngringo Jaten Karangannyar Empu R Ng Suyanto Empu KRT Rudi Hartono Diningrat Empu Daliman cEmpu Jawa Timur Empu Imam Pananialm Magetan Jatim Empu Sumodadi alm wlingi Blitar Empu Pakurodji Dusun Brangkal, Desa Kedungpanji, Lembeyan, Magetan, Jawa Timur. Empu Guno Sasmito Magetan Jatim dWonogiri Empu Djiwo Diharjo Banyu Sumurup Wonogiri. Kemudian dibawah ini adalah para seniman keris yg sdh cukup terkenal dinusantara dalam event2 keris nusantara krn sering ikut dlm pameran maupun perlombaan karya cipta keris Nusantara diantaranya adalah Gunarwan Solo, Fanani Malang, Anggono Solo, Prapto Madiun, Rudi Surabaya, Ahmad Lutfi Malang, Saifudin Malang, Heru Kalawisan Magelang, Sarju Yogyakarta, Happy Surabaya, Jamil Malang, Mujiono Malang, dan Kohin Jakarta,H Duraphi. Buat kami keris adlh semacam simbol pria/lelaki indonesia khususnya dijawa dan daerah2 lain di indonesia,tnp kami bermaksud menepis keragaman pusaka dan kekayaan tosan aji dr nusantara yg sangat kaya ini,insya allah ini adlh pemacu dan pengingat bhw sbg org indonesia kita memiliki pusaka adlh selain sebagai pelestarian budaya jg sbg simbol WONG INDONESIA. Smntr ini yg kami fokus adlh keragaman pusaka khususnya keris,krn buat pusaka badik,rencong,kujang dll kami msh sangat kurang pemahaman kami,smg bagi yg ada pengalaman dgn pusaka2 dgn jenis tsbt berkenan buat share dan berbagi. Keris-keris dari luar Jawa juga memiliki gaya masing-masing. Keterbatasan rujukan membuat khazanah variasi keris Nusantara luar Jawa belum dapat dipaparkan secara layak. Di Sumatera dikenal berbagai gaya pembuatan keris. Beberapa sentra keris yang ada di Sumatera yang memiliki kekhasan adalah sebagai berikut. Aceh/Gayo Minang Riau/Bangkinang Palembang Bangka Belitung Lampung Keris Semenanjung Malaya dan Brunei juga memiliki langgam tersendiri. Di Sulawesi keris umumnya berasal dari kawasan barat daya pulau, yang terkenal adalah keris gaya Bugis. Dari Nusa Tenggara dikenal keris gaya Bali dan Sumbawa. Yang paling berbeda adalah keris Moro/Filipina. Wujudnya sangat mudah dibedakan dari keris Nusantara lainnya. Beliau2 adalah pribadi2 yg memiliki cita rasa dan keinginan u/melestarikan budaya nisantara,kalau tdk kita…bangsa kita…siapa lagi?…. dari hal tsbt diatas ada 3 point yg ingin kami smpkn 1daftar nama empu dr berbagai generasi dan jaman. 2ditunggu tausyiah ilmu tayuh dgn KUNCI menyebutkan nama empu 3ditunggu sesepuh yg punya pengalaman buat menyepuhkan dan menyelaraskan pusaka dibulan purnama. 4memperkenalkan empu2 dan seniman keris jaman kamardikan. Semoga mjd silaturahmi yang berkesinambungan,silahkan dilengkapi,ditambahkn,smg manfaat. Kami kutip dan ambil dr berbagai sumber. 1. Buku Ensiklopedi Keris. 2. Buku Keris antara Mistik dan Nalar. 3. Majalah PAMOR. 4. Majalah Keris. 5. Berbagai Blog.
Search Kisah Selir Kerajaan. Film ini mengambil cerita yang bertemakan masa Dinasti Joseon Ketika Raden Inu menanyakan keberadaan Dewi Candra Kirana, Dewi Ajeng mengatakan bahwa Dewi Candra Kirana menderita sakit ingatan dan sudah pergi lama 4 Bulan yang lalu - Kisah Raja Thailand yang membebaskan selir nya yang pernah dipenjarakannya lalu
Connection timed out Error code 522 2023-06-16 003001 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7ef0582c6a0a49 • Your IP • Performance & security by Cloudflare KerajaanJanggala meliputi Malang dan Delta Sungai Brantas dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruan, dengan Ibu Kota Kahuripan. Nama Raja Mapanji Garasakan (1042-1052 M) pun diabadikan. Kitab Smaradahana ditulis saat zaman Raja Kameswari oleh Empu Darmaja. Isi kitabnya mengisahkan sepasang suami istri Smara dan Rati yang - Mpu Tantular adalah pujangga ternama Sastra Jawa. Mpu Tantular merupakan pengarang Kitab Sutasoma Mpu Tantular hidup di zaman Majapahit pada abad ke 14 pada pemintahan Raja Rajasanagara Hayam Wuruk.Nama Tantular terdiri dari dua kata, yaitu tan tidak dan tular terpengaruh. Dengan demikian, menurut namanya berarti seorang mpu cendekiawan, pemikir, pujangga yang berpendirian teguh dan tidak mudah terpengaruh siapun. Mpu Tantular adalah penganut agama Buddha. Namun, dia terbuka dengan agama lain terutama agama Hindu-Siwa. Hal ini terlihat dari dua kitab karangannya yang ternama, yaitu Kitab Arjunawiwaha dan terutama Kitab Sutasoma. Baca juga Kitab Sutasoma Pengarang, Isi, dan Bhinneka Tunggal IkaMpu Tantular dan Kitab Sutasoma Keberadan Kitab Sutasoma menjadi penting karena kitab ini berisikan pengetahuan tentang bagaimana hubungan antara Budhisme-Mahayana dan Hindu-Siwaisme di zaman kerajaan Majapahit. Walaupun, Kitab Sutasoma identik dengan sastra Buddha, sang pujangga tidak ragu menampilkan suatu cara dimana Budhisme-Mahayana dan Hindu-Siwaisme terus hidup berdampingan, mencari titik temu, dan menepaki kesejatian yang tunggal. Di sisi lain, Mpu Tantular menyadari bahwa Budhisme-Mahayana dan Hindu-Siwaisme merupakan praktik ritus dan teologi yang berbeda satu dengan yang lain. Namun saat berbicara tujuan tertingginya, Mpu tantular menyadari bahwa teologi Budhisme-Mahayana dan Hindu-Siwaisme itu niscaya tiba pada realitas yang satu dan sama. Menurut pandangan Hendrik Kern 1833-1917, seorang orientalis dan ahli bahasa Sanskerta berkebangsaan Belanda kelahiran Purworejo, Hindia Belanda. Mpu Tantular adalah orang pertama yang menulis tentang terjadinya fenomena sinkretisme atau campuran antara Hindu-Shiwaisme dan Budhaisme-Mahayana. Baca juga Wisnuwardhana, Penguasa Singasari yang Menurunkan Raja-raja Majapahit
Blogini berisi nama dan alamat sekolah-sekolah.. Saat ini belum banyak data yang tersedia, tapi kami akan usahakan sebanyak-banyaknya nama dan alamat sekolah yang dapat kami himpun, terutama untuk jenjang SD, SMP, SMA.., negeri maupun swasta.. SMP Empu Tantular : Jl. Palebon Raya No. 30 : Pedurungan : 024 6706873 : 104: SMP IT Harapan
Apakah buah hati di rumah sudah mengetahui, bahkan menghafal 25 nama nama nabi dan rasul? Sebenarnya nabi dan rasul di dalam agama Islam memang jumlahnya sangat banyak, tetapi yang umum perlu diketahui hanya 25. Kalau belum, Parents bersama buah hati bisa sama-sama mengetahui 25 nama-nama nabi dan rasul beserta kisah dan mukjizatnya di bawah ini. Daftar 25 Nama Nabi dan Rasul Lengkap dengan Mukjizatnya 1. Nabi Adam 2. Nabi Idris 3. Nabi Nuh 4. Nabi Hud 5. Nabi Saleh 6. Nabi Ibrahim 7. Nabi Luth 8. Nabi Ismail 9. Nabi Ishaq 10. Nabi Yaqub 11. Nabi Yusuf 12. Nabi Ayyub 13. Nabi Syuaib 14. Nabi Musa 15. Nabi Harun 16. Nabi Zulkifli 17. Nabi Daud 18. Nabi Sulaiman 19. Nabi Ilyas 20. Nabi Ilyasa 21. Nabi Yunus 22. Nabi Zakaria 23. Nabi Yahya 24. Nabi Isa 25. Nabi Muhammad SAW Nabi dan Rasul dan Kitab yang Diterimanya Nabi Daud Zabur Nabi Musa Taurat Nabi Isa Injil Nabi Muhammad Al-Quran Daftar 25 Nama Nabi dan Rasul Lengkap dengan Mukjizatnya Mengenalkan nama nabi dan rasul lengkap bisa dilakukan dengan mengajaknya menghafal nama-nama beserta kisahnya. Parents bisa membantu si kecil menghafal nama 25 nabi secara berurutan dengan cara bernyanyi agar si kecil lebih mudah untuk mengingatnya. 1. Nabi Adam Dari 25 nama, salah satu nabi paling pertama yang diketahui adalah Nabi Adam As. Beliau adalah manusia pertama yang Allah ciptakan di muka bumi. Sebelum diturunkan ke bumi, Nabi Adam bersama istrinya Siti Hawa tinggal di surga. Namun, karena bisikan setan, Nabi Adam melanggar perintah Allah untuk memakan buah khuldi. Allah marah dan menurunkan Nabi Adam bersama istrinya ke bumi. Selain khalifah pertama, Nabi Adam adalah nabi pertama Allah SWT. Nabi Adam memiliki 4 orang anak kembar berpasangan. 2. Nabi Idris Nabi Idris adalah nabi kedua Allah. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas dan nabi pertama Allah yang bisa membaca, menulis, serta menjahit pakaian. Nabi Idris pun memiliki kecerdasan mengamati fenomena alam. 3. Nabi Nuh Nabi Nuh adalah salah satu nabi yang masuk dalam golongan Ulul Azmi, artinya memiliki cobaan yang berat tetapi mampu menghadapinya dengan kesabaran yang luar biasa. Dengan kesabarannya, Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Nuh yaitu mampu membuat perahu dengan panjang 300 hasta dan 50 hasta. Perahu tersebut dibuat untuk menyelamatkan seluruh umat Nabi Nuh yang beriman kepada Allah. Tak hanya manusia, bahkan binatang yang ada di perahu tersebut terselamatkan dari banjir besar. Artikel Terkait 5 Nabi dan Rasul Bergelar Ulul Azmi, Sudahkah Si Kecil Tahu? 4. Nabi Hud Nabi Hud adalah salah satu dari kamu Ad. Kaum Ad adalah salah satu kaum yang tidak percaya akan Allah sebagai Tuhan mereka. Mereka lebih memilih menyembah berhala. Untuk itu Allah turunkan Nabi Hud untuk mengajak mereka kembali menyembah Allah. Akan tetapi, dakwah yang dilakukan Nabi Hud terasa sia-sia, para kaum Ad tetap menyembah berhala. Hingga Nabi Hud berdoa’a kepada Allah dan Allah murka terhadap kaum Ad. Allah mendatangkan bencana besar berupa badai gurun selama tujuh hari tujuh malam. 5. Nabi Saleh Nabi Saleh merupakan keturunan keenam dari Nabi Nuh. Allah mengutus Nabi Saleh ke kaum Tsamud yang masih keturunan kaum Ad. Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Saleh berupa kelahiran 10 unta betina dari dalam batu ketika memukulkan tangannya. 6. Nabi Ibrahim Nabi Ibrahim As adalah seorang nabi yang kisahnya banyak diceritakan dalam kitab suci Al-Qur’an. Beliau pun disebut bapak para nabi, karena hampir semua nabi adalah keturunan Nabi Ibrahim. Allah SWT mengutus Nabi Ibrahim untuk melawan kezaliman raja Namrud yang mengakui dirinya adalah Tuhan selain Allah SWT. Mukjizat yang dimiliki Nabi Ibrahim di antaranya adalah tidak merasakan panas api ketika dibakar, mengubah pasir menjadi makanan, menyaksikan burung yang sudah mati hidup kembali, dan memiliki anak di usia 99 tahun. Artikel Terkait 4 Mukjizat Nabi Ibrahim yang Bisa Parents Ceritakan kepada Si Kecil 7. Nabi Luth Nabi Luth As merupakan keponakan Nabi Ibrahim. Allah mengutus Luth untuk memperbaiki akhlak dan moral kaum sodom, kaum yang rusak dan terkenal dengan perilaku seks sesama jenis. Akan tetapi, dakwah Nabi Luth ditentang oleh mereka, hingga Allah SWT murka dan membinasakan mereka dengan bencana gempa bumi dan angin kencang. 8. Nabi Ismail Nabi Ismail adalah putra dari Nabi Ibrahim. Demi memenuhi perintah-Nya, Nabi Ismail bersedia untuk disembelih sang Ayah. Meski demikian, akhirnya Allah SWT memberikannya mukjizat berupa kambing yang berasal dari surga. Hal inilah yang menjadi asal muasal Iduladha dan seruan untuk berkurban serta menunaikan ibadah Haji. 9. Nabi Ishaq Nabi Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim lainnya yang lahir dari rahim ibunda Sarah. Beliau dilahirkan oleh Sarah dalam keadaan umur yang sudah sangat tua. Nabi Ishaq diutus untuk berdakwah di tengah kaum Kana’an. Setelah meninggal, beliau dimakamkan di Palestina. Semasa hidupnya, Nabi Ishaq dikenal dengan nabi yang ahli ilmu dan hikmah. 10. Nabi Yaqub Nabi Yaqub merupakan anak dari Nabi Ibrahim dan Siti Sarah. Usia Nabi Yaqub selisih 14 tahun dengan Nabi Ismail. Dalam kitab suci Al-Qur’an, Nabi Yaqub dikenal sebagai hamba Allah yang memiliki akhlak, ilmu, dan perbuatan yang baik. 11. Nabi Yusuf Nabi Yusuf As adalah anak kesayangan dari Nabi Yaqub. Saudara Nabi Yusuf selalu iri dengannya, hingga mereka tega mengasingkan Nabi Yusuf dan membuangnya ke dalam sumur. Kisah Nabi Yusuf terkenal dengan paras tampannya yang selalu membuat takjub para perempuan ketika melihatnya. Sampai ada yang memotong jarinya saat mengupas buah karena terpesona dengan ketampanan Nabi Yusuf. Selain ketampanannya, Nabi Yusuf pun dikarunia Allah sebuah mukjizat bisa menafsirkan mimpi. 12. Nabi Ayyub Kesabaran Nabi Ayub sungguh luar biasa. Meskipun Nabi Ayub memiliki banyak harta, keturunan, dan berakhlak mulia, Nabi Ayub tidak pernah sombong. Saat Allah memberikan cobaan kepadanya, dengan diberikan penyakit kulit hingga kehilangan harta dan keturunannya, Nabi Ayub tetap bersabar dan berserah diri kepada-Nya. Hingga Allah menurunkan mukjizat kepadanya yakni bisa mengeluarkan air dari dalam tanah dan menyembuhkannya. 13. Nabi Syuaib Nabi Syuaib diutus oleh Allah untuk mengajak kaum Madyan agar beriman kepada Allah. Kaum Madyan adalah kaum yang menipu dan membangkang. Dakwah Nabi Syuaib pun tidak mereka dengarkan. Oleh karenanya, Allah SWT murka dan memberikan ujian berupa badai panas, mendatangkan awan hitam, hingga gempa bumi yang membinasakan. 14. Nabi Musa Nabi Musa dikenal sebagai nabi yang memerangi raja Fir’aun yang tamak dan menyekutukan Allah. Dia pun memimpin kaum Bani Israil untuk menyembah Allah. Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Musa berupa kekuatan untuk bisa membangunkan orang yang sudah meninggal, membelah lautan dengan tongkatnya, mengubah tongkatnya menjadi ular, dan dianugerahi kitab Taurat yang berisi tentang 10 firman Allah untuk kaum Bani Israil. 15. Nabi Harun Beliau adalah salah seorang nabi yang dikarunia kemampuan bahasa yang sangat baik. Nabi Harun beserta Nabi Musa memerangi berhala yang disembah oleh raja Fir’aun. 16. Nabi Zulkifli Nabi Zulkifli adalah nabi yang memiliki sifat sabar dan dermawan. Dia tetap konsisten berdakwah kepada para keturunannya untuk tetap menyembah Allah, meskipun dia sempat mendapat siksaan, dirantai, dan dipenjara. 17. Nabi Daud Nabi Daud merupakan turunan Nabi Ibrahim ke 12. Dia pernah menjadi seorang raja setelah Raja Thalut terbunuh. Selain itu, Nabi Daud dianugerahi Allah kitab Zabur. Dia pun memiliki suara yang merdu hingga membuat orang sakit menjadi sembuh dan air menjadi tenang saat mendengar suaranya membaca kitab Zabur. 18. Nabi Sulaiman Nabi Sulaiman adalah Nabi yang terkenal menjadi seorang raja yang sangat kaya raya dan memiliki kekuasaan yang besar. Allah memberikan Nabi Sulaiman mukjizat, di antaranya Bisa berbahasa dan berbicara dengan binatang Memiliki kekayaan yang berlimpah Mampu menundukkan angin Mengalirkan tembaga dari perut bumi 19. Nabi Ilyas Nabi Ilyas berdakwah di kalangan kaum Ba’al untuk menyembah Allah SWT. Namun, mereka tetap ingkar hingga Allah memberikan azab berupa kekeringan yang panjang. Nabi Ilyas AS merupakan utusan Allah yang mengingatkan kaum Bani Israil yang kufur menyembah berhala. 20. Nabi Ilyasa Nabi Ilyasa merupakan anak angkat dari nabi ilyas as. Beliau diminta untuk meneruskan dakwah kepada Bani Israil agar tetap menyembah Allah. Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Ilyasa yakni bisa menyembuhkan orang sakit atas izin-Nya. 21. Nabi Yunus Nabi Yunus diutus Allah untuk menyadarkan kaum Assyira yang menyembah berhala di Kota Ninawa untuk menyembah Allah. Namun, ketika ada badai besar dan awan hitam terjadi, para penumpang kapal mengorbankan Nabi Yunus dengan mendorongnya hingga jatuh ke mulut ikan Paus. Allah masih menyelematkan Nabi Yunus yang berada didalam perut ikan paus dan hal tersebut merupakan mukjizat Nabi Allah SWT. 22. Nabi Zakaria Nabi zakaria adalah keturunan dari Nabi Daud dan Ibrahim. Beliau terkenal memiliki sikap yang rendah hati dan selalu bersyukur kepada Allah. Nabi zakaria mendapatkan keturunan di usianya yang sudah lanjut. 23. Nabi Yahya Nabi Yahya As adalah anak dari Nabi Zakaria as, dan merupakan orang yang benar, suci, dan terhormat. Lantaran kerajinan dan gemar membacanya sejak kecil, Nabi Yahya sudah bisa memutuskan perkara dan mencari jalan keluar untuk segala persoalan. Artikel Terkait Tanamkan Sifat Teladan kepada Anak dari Kisah Mukjizat Nabi Isa AS 24. Nabi Isa Isa terlahir dari seorang perempuan suci bernama Maryam tanpa ayah, seperti yang banyak dikisahkan dalam kitab suci Al-qur’an. Ia diberikan beberapa mukjizat oleh Allah, di antaranya Sudah bisa berbicara saat bayi Menghidupkan burung dari tanah liat Menghidupkan orang yang sudah mati Menyembuhkan orang buta dan penyakit sopak Dianugerahi kitab Injil 25. Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad SAW, merupakan nabi dan rasul Allah yang terakhir. Kelahiran Nabi Muhammad SAW banyak memberikan peristiwa besar, di antaranya adalah runtuhnya berhala di dekat Ka’bah dan padamnya api yang disembah oleh kaum Majusi. Rasul menerima wahyu berupa kitab suci Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar dari Allah yang dikarunia kepadanya. Selain itu, Allah pun memberi mukjizat lain kepadanya, antara lain Bisa membelah bulan Mengalirkan air dari jemarinya Mampu menurunkan hujan Melakukan perjalanan Isra Mi’raj ke Sidratul Muntaha 4 Nama Nabi dan Rasul Beserta Kitab yang Diterimanya Proses Allah SWT menurunkan satu per satu kitabnya diperantarakan melalui keempat Nabi utusannya. Empat kitab tersebut adalah petunjuk langsung dari Allah SWT yang wajib diyakini. Kali ini kami akan jelaskan empat nama Nabi dan kitab yang diterimanya merangkum dari berbagai sumber 1. Nabi Daud Zabur Zabur adalah kitab yang Allah SWT wahyukan kepada Nabi Daud AS untuk para umatnya, yakni kaum Bani Israil. Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2014, Zabur diturunkan pada abad 10 SM di Yerusalem. Kitabnya berisikan doa, zikir, nasihat, dan hikmat yang tertuang dalam bahasa Qibti. Diturunkannya kitab Zabur ini tertulis dalam Al-Quran surah An-Nisa 163. Artinya “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu pula kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud”. 2. Nabi Musa Taurat Selanjutnya Allah SWT wahyukan kitab Taurat kepada Nabi Musa AS sekitar abad 12 SM. Kepada bangsa Bani Israil, Musa sampaikan ajaran yang terkandung di dalam kitab Taurat yang ditulis menggunakan bahasa Ibrani. Kitab Taurat berisikan beberapa hukum-hukum syariat dan sistem kepercayaan yang dapat dibenarkan. Dalam Al-Quran surah Ali-Imran ayat 3 dijelaskan tentang turunnya kitab Taurat Artinya “Dia menurunkan Al Kitab Al Quran kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil” 3. Nabi Isa Injil Pada awal abad 1 Masehi, Allah SWT menurunkan kitab Injil untuk disampaikan ajarannya melalui perantara Isa AS. Kitab tersebut diturunkan di Yerusalem dan tertulis dalam bahasa Suryani. Kitab ketiga ini menjadi pegangan bagi kaum Nasrani. Kandungan kitabnya adalah mengenai perintah untuk percaya kepada Allah SWT, menghapus sejumlah hukum yang ada dalam kitab Taurat sebab tak sesuai dengan zaman itu. Allah SWT menjelaskan firman diwahyukannya Injil kepada Isa AS pada Al-Quran surah Maryam ayat 30 Artinya “Isa berkata “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab Injil dan Dia menjadikan aku seorang nabi” 4. Nabi Muhammad Al-Quran Allah SWT kembali menurunkan kitab terakhir sebagai penyempurna dari ketiga kitab terdahulu, yaitu Al-Quran pada abad ke-7 atau tahun 611-632 M. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi nabi dan rasul terakhir. Isi Al-Quran menghapuskan beberapa ajaran dari kitab Taurat, Zabur, dan Injil lantaran tak sesuai dengan zaman. Allah SWT berfirman melalui surah Al-Baqarah ayat 185 Artinya “Di bulan Ramadhan, di dalamnya diturunkan permulaan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil” Kemudian dalam Surah Ali-Imran ayat 3 dijelaskan bahwa Artinya “Dia menurunkan Al Kitab Al Quran kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil” Nah, itulah daftar 25 nama-nama nabi yang perlu dihafalkan oleh si kecil. Semoga kisah para nabi dan rasul ini bisa kita teladani untuk menambah keimanan kepada Allah SWT. *** Baca Juga Penting! Tips Sederhana Mengajarkan 6 Rukun Iman kepada Anak 13 Nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW yang Perlu Parents Ketahui 59 Daftar Nama Bayi Pilihan Berdasarkan Nabi dan Orang yang Dekat dengan Nabi Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Assalamualaikum wr.wbVidio ini berisi materi pembelajaran PAI & BP kelas 5 semester ganjil pelajaran ke 2Semoga bermanfaat

EMPU DAN KARYANYA Keris telah dibuat sejak jaman awal abad kedua dan senjata ini merupakan senjata khas suku Jawa. Keahlian dan teknologi pada jaman itu masih terbatas dan hal ini menjadikan bentuk keris masih sangat kuno, namun mempunyai harga jual yang tinggi. Dan keris jika dilihat dari sisi bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu 1. Keris luk, keris yang terdapat lekukan pada badan logamnya. Lekukan ini menentukan nama dari keris tersebut. Jika keris memiliki lekukan sebanyak tiga buah, maka ia disebut keris luk tiga, dsb. 2. Keris lajer, keris ini tidak memiliki lekukan. Batang bilahnya berbentuk panjang dan lurus. Persenjataan pada saat itu memang selalu dibuat oleh sang empu. Empu memegang peranan yang tidak hanya dalam lingkup senjata yang berupa keris, tetapi bisa mencakup tombak, cakra, kujang, pedang, patrem, cundrik, dll. Adapun nama-nama empu dan karyanya adalah sebagai berikut JAMAN JAWA KUNO TAHUN MASEHI 1. Empu Ramahadi Empu Ramadi± tahun 125 Karyanya ~ Sang Pasopati ~ Sang Cundrik Arum 2. Empu Sakahadi Empu Iskadi ± tahun 216 Karyanya ~ Sang Jalak Dinding Jalak Jinjing 3. Empu Sukamahadi Jawa Timur ± tahun 230 Karyanya ~Sang Kala Amisani 4. Empu Bromo Kedali Medangkamulan Karyanya ~ Sang Balebang ~ Sang Tilam Upih setelah jadi dilarung di Laut Kidul 5. Empu Sapta Gati ± tahun 265 Karyanya ~ Sang Jaka Serang ~ Sang Supana Sidik ~ Sang Jantra 6. Empu Puja Gati ± tahun 418 Karyanya ~ Sang Supanaluk ~ Sang Bango Dolok 7. Empu Sangga Jati ± tahun 420 Karyanya ~ Sang Karagan luk ~ Sang Setan Kobar lurus 8. Empu Dewayasa ± tahun 522 Karyanya ~ Sang Ron ~ Sang Yuyu Rumping ~Sang Dadap Ngerak 9. Empu Dewayasa II cucu Empu Dewayasa I ± tahun setelahnya Karyanya ~ Sang Carubuk ~ Sang Kebo Lajer ~ Sang Kabor 10. Empu Sarpa Dewa negeri Mamerang Karyanya ~ Sang Paniwer Sang Caruta ~ Sang Cengkarong ~ Sang Damar Murub 11. Empu Rama Yadi Mamerang ± tahun 827 Karyanya ~ Sang Pandawa ~ Sang Bima Kroda ~ Sang Kresna Tanding 12. Empu Gada Wisesa ± tahun 941 ~ Sang Megantara ~ Sang Raras Jiwa Sang Raras Duwa 13. Empu Dibya Karyanya ~ Sang Panji Anom ~ Sang Panji Sekar ~ Sang Sekar Gading ~ Sang Carang Soka 14. Empu Kandhang Dewa Kahuripan ± tahun 1045 Empu ini yang kemudian suatu hari menemukan sang Tilam Upih ~ Sang Sabuk Inten ~ Sang Jaka Welang ~ Sang Jalak 15. Empu Windu Sarpa Jenggal ± tahun 1000 Karyanya ~ Sang Barojol ~ Sang Bethok ~ Sang Lar Bango 16. Empu Wareng Pengging Witaradya ± tahun 1100 Karyanya ~ Sang Pandawa Lare ~ Sang Lung Gadung ~ Sang Supana 17. Empu Ganda Wijaya Pengging Witaradya ± tahun 1125 Karyanya ~ Sang Carubuk ~ Sang Buntala ~ Sang Mengeng ~ Nyi Puthut patrem ~ Nyi Carang Buntala patrem ~ Nyi Pulut Benda patrem JAMAN MADYA KUNO 1. Empu Kanaka Pajajaran Makukuran ± tahun 1130 Karyanya ~ Sang Kyai Bang Wetan ~ Sang Kyai Kalut 2. Empu Welang Pajajaran Makukuran ± tahun 1150 Karyanya ~ Sang Kyai Kukuhan bila ditayuh wujudnya Macan loreng 3. Empu Cinde Amoh Pajajaran 4. Empu Pajajaran 5. Empu Anjani Pajajaran Sigaluh ± tahun 1150 Karyanya ~ Sang Kyai Blabak ~ Sang Kyai Blabak Ijo 6. Empu Maja dan Omayi Pajajaran Sigaluh 7. Empu Marcukunda Sunda Nykrawati ± tahun 1180 8. Empu Kuwung Sunda Nykrawati 9. Empu Kalengan Sunda Nykrawati 10 Empu Bayu Aji Cirebon Karyanya ~ Sang Kyai Setan Kober dibuat dengan bantuan makhluk halus 11. Empu Damar Jati Karyanya ~ Sang Kyai Sabuk Lonthang ~ Sang Kyai Lamak Godhong JAMAN TANGGUH/SEPUH Pada jaman ini, keris masih banyak ditemui, meskipun keberadaannya sudah bisa dikatakan langka. Keris pada umunya memiliki bentuk yang hampir sama. 1. Empu Suta Pasana Jenggala ± tahun 1040 Karyanya ~ Sang Kyai Tapa Driya 2. Empu Demang Kediri ± tahun 1110 – Jaman Raja Kamesywara I Karyanya ~ Sang Kyai Gliyeng 3. Empu Dewa Raga Kediri ± tahun 1135 – Jaman Sri Jayabaya 4. Empu Domas Majapahit Karyanya ~ Sang Kyai Gajah 5. Empu Sura Driya Majapahit ± tahun 1309 – Jaman Sri Jayabaya 6. Empu Pujadewa Majapahit Karyanya ~ Sang Kyai Gagak Ngore ~ Sang Kyai Ganda Wica 7. Empu Pujasekti Majapahit Karyanya ~ Sang Kyai Keblabak 8. Empu Supa Driya Majapahit ± tahun 1350 Karyanya ~ Sang Kyai Ganja Wica 9. Empu Sapa Ngarani Majapahit- Jaman Hayam Wuruk ~ Sang Kyai Toh Jiwa ~ Sang Kyai Wungkul 10. Empu Sapahadi Majapahit Karyanya ~ Sang Kyai Blawong ~ Sang Kyai Buntu 11. Empu Puthu Galuh Tuban Karyanya ~ Sang Kyai Bango Mampang 12. Empu Demangan Karyanya ~ Sang Kyai Bandar 13. Empu Dewa Rasa Jati 14. Empu Kuwung Tuban Karyanya ~ Sang Kyai Tedak Sungging 15. Empu Salamita Tuban Karyanya ~ Sang Kyai Ula Sabet 16. Empu Bekal Jati dan Empu Siratiman Karyanya ~ Sang Kyai Rowangga 17. Empu Sri Loka Madura Karyanya ~ Sang Kyai Bodig 18. Empu Kaloka Madura Karyanya ~ Sang Kyai Kuwung-kuwung 19. Empu Kisa dan Empu Akasa Madura Karyanya ~ Sang Kyai Gagal Baryu 20. Empu Paniti Madura 21. Empu Malang Madura 22. Empu Kakap disebut juga sebagai Empu Dadali Blambangan 23. Empu Brama Kedali Blambangan Karyanya ~ Sang Kyai Harga Kedali 24. Empu Luwuk Blambangan Karyanya ~ Sang Kyai Lawung ~ Sang Kyai Gantar 25. Empu Lung Lungaw Blambangan Karyanya ~ Sang Kyai Maduraja 26. Empu Kebo Lungan Blambangan Karyanya ~ Sang Kyai Kocak 27. Empu Pitanggreni Karyanya ~ Sang Kyai Jalak Angon 28. Empu Jaka Sura Karyanya ~ Sang Kyai Ula Wadon ~ Sang Kyai Pucuk patrem JAMAN GATRA TUWA Keberadaan keris yang dibuat pada jaman ini masih banyak terdapat di masyarakat. Keris yang dibuat pada jaman ini sangat banyak karena keahlian pembuatan keris dan senjata tajam sudah banyak dikuasai oleh para empu. 1. Empu Humyang pajang Karyanya ~ Sang Kyai Ombak Banyu 2. Empu Loo Bang Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Bango Noleh 3. Empo Loo Ning putra Mpu Loo Bang – Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Sanggo 4. Empu Canthoka Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Kluwak Mas 5. Empu Japan Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Blarak Sempal 6. Empu Tepas Pajang Karyanya ~ Sang Udan Angin 7. Empu Tunggul Maya Mataram Karyanya ~ Sang Kyai Jabar 8. Empu Manis Jiwa Mataram Karyanya Hingga saat ini, karyanya belum diketahui. 9. Empu Kali Banjir Mataram Karyanya Hingga saat ini, karyanya belum diketahui. 10. Empu Loo Ning pelarian dari Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Laksana 11. Empu Tepa Sana Mataram Karyanya ~ Sang Kyai Pandengan ~ Sang Kyai Panurun ~ Sang Kyai Bardas 12. Empu Sendhang Mataram Karyanya ~ Sang Kyai Babar Layar 13. Empu Anorraga Mataram 14. Empu Tambra Mataram 15. Empu Setra Banyu Mataram Karyanya ~ Sang Kyai Raga Ulah ~ Sang Kyai Semar Mesem 16. Empu Brama Kedali Blambangan Karyanya ~ Sang Kandang Dewa / Kandang Bejo 17. Empu Supa Kerajaan Demak & Mataram Sejak jaman kerajaan Demak, Pajang, Mataram, hingga jaman sekarang, empu Supa sangat terkenal dan tersohor. Ketika jaman Kerajaan Demak, karyanya adalah ~ Sang Kyai Nogo Sosro ~ Sang Kyai Nogo Rojo Pada waktu mengabdi pada kerajaan Mataram, empu Supa diberikan kepercayaan serta diberikan kedudukan sebagai lurah empu dan dianugerahi nama Empu Warih Anom sedangkan karyanya yang tersohor adalah ~ Sang Kyai Nogo Seluman ~ Sang Kyai Nogo Kikik ~ Sang Nogo Welang 18. Empu Luyung I Kartasura Karyanya ~ Sang Kyai Wadhas Polah ~ Sang Kyai Jamur Dipa 19. Empu Luyung II Kartasura Karyanya ~ Sang Kyai Bawuk 20. Empu Kasub Karyanya ~ Sang Kyai Padhang ~ Sang Kyai Baja Kesha JAMAN SURAKARTA Setelah jaman Surakarta hingga saat ini, maka hasil karya dari setiap empu kurang terkenal karena kebanyakan dari tiap empu hanya meniru hasil karya empu terdahulunya. 1. Empu Braja Karja 2. Empu Braja Guna 3. Empu Tirta Dangsa 4. Empu Suta Wangsa 5. Empu Japan I 6. Empu Japan II 7. Empu Japan III 8. Empu Singa Wijaya 9. Empu Japa Mantra Jaya Sukatga Mantra Wijaya Wira Sukatga Karya Sukatga I Karya Sukatga II Karya Sukatga III Praja Dahana Keris yang dibuat oleh empu sesudah jaman Mataram Kertasura, biasanya disebut sebagai keris Nom-noman muda, ciri umumnya ~ Lebih tebal ~ Lebih berat ~ Pamornya nampak suram kurang terang cahanya ~ Umumnya bukan luluhan ~ Logam nampak kurang matang ~ Sor-sorannya cenderung lebar ~ Yang berbentuk ukir-ukiran bergambar bekas-bekas pahatannya kelihatan jelas dan baru. Masih banyak lagi hasil karya sang empu sesudah jaman ini tetapi hasil karyanya biasanya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat Jawa. Sumber Mengenal Keris Sasak Tiang dateng dalem pesẽngan Bapa Tiang, laguq side pade ndẽq nerimaq Tiang. Laguq lamun dengan lain saq dateng dalem pesẽnganne mẽsaq, side pade mẽlẽ nerimaq ie. AYT: Aku datang atas nama Bapa-Ku, tetapi kamu tidak menerima Aku. Jika orang lain datang atas nama mereka sendiri, kamu akan menerimanya.

PARA EMPU EMPU PANGERAN SEDAYU Menurut cerita rakyat, di masa mudanya bernama Supa Mandrangi. Karena ketekunannya, ia menjadi empu yang mahir. Keris-keris buatannya selalu indah dan disukai banyak orang. Karena itu Supa Mandrangi dan adiknya yang bernama Supagati berniat untuk mengabdi pada Keraton Majapahit. Kebetulan sewaktu ia datang ke keraton, saat itu Majapahit sedang geger. Pusaka kerajaan yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang Gandring hilang dari tempat penyimpanannya di Gedong Pusaka. Ki Supa Mandrangi lalu dipanggil menghadap raja. Sang Raja bertitah, jika Empu Supa sanggup menemukan kembali keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring, maka raja akan berkenan menerima pengabdiannya di Keraton Majapahit, dan akan dianugerahi berbagai macam hadiah. Ki Supa menyatakan kesanggupannya. Setelah memohon petunjuk Tuhan, empu muda itu bersama adiknya berjalan ke arah timur, sesuai dengan firasat yang diterimanya. Selama dalam perjalanan Ki Supa menggunakan nama Empu Rambang. Nama rambang’ berasal dari kata ngelambrang’ yang artinya berjalan tanpa tujuan yang pasti. Beberapa bulan kemudian sampailai ia di Kadipaten Blambangan. Sumber lain menyebutkan, sebelum Ki Supa alias Ki Rambang sampai di Blambangan, lebih dulu ia mampir ke Madura untuk menuntut ilmu pada empu Ki Kasa. Tetapi sumber yang lain lagi mengatakan bahwa Ki Kasa juga merupakan nama samaran atau nama alias Ki Supa. Di Kadipaten Blambangan, lebih dahulu Ki Supa Mandrangi menjumpai Ki Luwuk, empu senior yang menjadi kesayangan Sang Adipati Menak Dadali Putih. Berkat jasa baik Ki Luwuk, akhirnya Ki Supa bisa diterima menghadap adipati itu. Pada saat itu Ki Supa mengaku bernama Pitrang, dan menyatakan ingin mengabdi pada Sang Adipati. Ketika beberapa waktu kemudian Adipati Blambangan tahu hasil kerjanya, ia menyuruh Ki Pitrang membuat putran duplikat sebilah keris lurus yang indah. Setelah mengamati keris yang harus dibuatkan duplikatnya itu, Ki Pitrang segera tahu bahwa itulah keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring yang hilang dari Kerajaan Majapahit. Ki Pitrang alias Ki Supa menyanggupi membuat putran keris itu dalam waktu 40 hari, dengan satu syarat, yaitu agar selama ia membuat keris putran itu, tidak seorang pun boleh memasuki besalen -nya. Adipati Blambangan menyanggupi syarat itu, bahkan ia akan menempatkan beberapa prajurit di sekitar besalen empu Pitrang, agar jangan ada orang yang masuk mengganggu kerjanya. Di besalen-nya, Ki Supa bekerja hanya dibantu oleh adiknya, Ki Supagati, yang bertindak sebagai panjak-nya. Dalam waktu 40 hari itu Ki Supa bukan membuat sebilah, melainkan dua bilah keris putran, yang bentuk dan rupanya sama benar dengan keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring. Setelah pekerjaan itu selesai, KK Sumelang Gandring yang aseli disembunyikan di balik kain di paha kirinya. Sedangkan kedua keris putran yang dibuatnya dibahwa menghadap Adipati Blambangan, dan diakukan sebagai keris yang putran dan yang aseli. Karena sama bagusnya, sama indahnya, Adipati Blambangan tidak bisa lagi membedakan kedua keris itu. Mana yang aseli, dan mana yang putran. Padahal sebenarnya kedua keris itu merupakan keris putran. Adipati Dadali Putih amat gembira melihat hasil karya Empu Pitrang. Karenanya, empu muda itu lalu dinikahkan dengan salah seorang adik perempuannya, dan diberi banyak hadiah. Beberapa bulan kemudian Empu Pitrang berpamitan hendak pulang ke Majapahit. Ia berpesan pada istrinya yang sudah hamil, agar jika anaknya lahir kelak, jika laki-laki, agar diberi nama Jaka Sura. Setelah cukup besar, agar anak itu disuruh menyusulnya ke Majapahit. Baca juga Jaka Sura, Empu. Betapa gembira Raja Majapahit ketika ternyata Ki Supa berhasil menemukan dan mengembalikan keris pusaka keraton, Kanjeng Kyai Sumelang Gandring. Karena dianggap berjasa besar bagi kerajaan, Empu Ki Supa Mandrangi kemudian dinikahkan dengan salah seorang putrinya dan diangkat menjadi pangeran, serta diberi tanah perdikan bebas pajak, otonom di daerah Sedayu. Maka sejak itu Ki Supa lebih dikenal sebagai Empu Pangeran Sedayu. Itu pula sebabnya, mengapa keris buatan Ki Supa hampir serupa dengan keris buatan Pangeran Sedayu. Walaupun telah hidup mulia sebagai pangeran dan kaya raya berkat kedududkannya sebagai penguasa tanah perdikan, Pangeran Sedayu masih tetap membuat keris. Bahkan keris buatannya makin indah, makin anggun. Adapun keris buatan Pangeran Sedayu dapat ditandai dengan mengamati ciri-ciri sebagai berikut Ganjanya datar atau ganja wuwung, gulu meled-nya berukuran sedang, tetapi penampilannya memberi kesan kekar dan kokoh. Buntut cecak-nya berbentuk ambuntut urang atau mekrok. Jika membuat keris luk, maka loknya tergolong luk yang rengkol, atau sarpa lumampah. Posisi bilah pada ganja agak tunduk, tidak berkesan galak, tetapi anggun berwibawa. Kembang kacang-nya dibuat ramping nggelung wayang. Sogokan-nya agak melengkung di bagian ujung, menyerupai paruh burung. Janur-nya serupa lidi. Tikel alis-nya tergurat jelas. Begitu pula ron da-nya juga dibuat jelas. Keris buatan Pangeran Sedayu selalu matang tempaan, besinya berwarna hitam kebiruan, nyabak, dan berkesan basah. Pamornya lumer pandes dan hampir selalu merupakan pamor tiban. Bahkan terkadang tanpa pamor sama sekali, yakni yang disebut keris kelengan. Besi keris tangguh Pangeran Sedayu ini demikian prima, tahan karat, bahkan banyak di antaranya cukup diwarangi lima tahun sekali. Secara keseluruhan penampilan keris buatan Pangeran Sedayu membawakan karakter seorang ksatria yang anggun, berwibawa, tetapi tidak galak, wingit, tetapi menyenangkan. Pendek kata, segalanya dibuat serasi. Seluruh bagian keris termasuk ricikan-nya digarap dengan cermat, rapi, ayu, dan sempurna. Begitu rapinya keris buatan Pangeran Sedayu, sampai sampai tepi bagian sogokan-nya berkesan tajam. Oleh kebanyakan pecinta keris, buatan Pangeran Sedayu dianggap sebagai keris yang paling sempurna dari semua keris yang ada. Salah satu tanda yang mencolok dari keris buatan Empu Pangeran Sedayu adalah besinya yang selalu merupakan jenis pilihan, dan matang wasuhan. Selain tetap berkarya sebagai empu, Pangeran Sedayu juga mendidik orang-orang di daerahnya yang berminat belajar menjadi empu. Mula-mula mereka dijadikan panjak, dan setelah mahir disuruh membuat keris sendiri. Akhirnya para panjak itu pun dapat mandiri bekerja sebagai empu. Hasil karya mereka oleh orang yang hidup masa kini disebut keris Panjak Sedayu, yang kualitasnya hampir menyamai keris buatan Pangeran Sedayu. JAKA SURA Disebut pula Empu Adipati Jenu, sebuah wilayah dekat Jipang di daerah perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Ia diperkirakan hidup menjelang akhir zaman Majapahit. Keris buatannya dapat ditandai dengan memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut Ganjanya rata, gulu meled-nya sempit, sirah cecak-nya lonjong. Kalalu membuat kembang kacang bentuknya kokoh bagaikan kuku bima, blumbangan-nya dalam, guratan tikel alis-nya jelas, sogokan-nya panjang, janurnya meruncing di ujungnya. Kalau Empu Jaka Sura membuat ron da, bentuknya jelas dan runcing ujungnya. Bilah keris buatan Empu Jaka Sura agak tebal, penampilannya meyakinkan. Kalau membuat pamor ruwet muyeg - Bhs. Jawa. Secara keseluruhan keris buatan Empu Jaka Sura menampilkan karakter berwibawa, terampil, gagah, dan meyakinkan. Kakak Jaka Supa Jaka Sura sesungguhnya adalah kakak tiri Empu Jaka Supa, sedangkan ayahnya bernama Supa Mandrangi yang kemudian dikenal sebagai Pangeran Sedayu. Ia lahir di Blambangan, ibunya adalah putri bangsawan kerabat Adipati Blambangan. Ketika menjelang remaja, Jaka Sura bertanya pada ibunya, siapa dan dimana ayahnya. Si ibu mengatakan, ayah Jaka Sura adalah seorang empu yang pernah mengabdi pada Kadipaten Blambangan. Sebelum Jaka Sura lahir, sang Ayah harus kembali ke Majapahit. Sebelum pergi sang Ayah berpesan, agar jika anak yang lahir nanti laki-laki, diberi nama Jaka Sura. Dan, kalau anak itu sudah dewasa, agar pergi menyusulnya ke Majapahit. Sesudah mendengar penjelasan dari ibunya, Jaka Sura lalu belajar membuat keris. Ia banyak sekali membuat keris sajen - yang biasanya dibutuhkan oleh para petani masa itu untuk sesaji sawahnya. Keris sajen dalam jumlah besar itulah yang dibawanya sebagai bekal perjalanan ke Majapahit. Agar lebih mudah membawanya, keris sajen yang ukurannya cuma sejengkal itu dilubangi pesi-nya, seperti lubang jarum jahit tangan. Pada lubang itu dimasukkan tali. Cara ini, menurut bahasa Jawa disebut direntengi. Sepanjang perjalanan dari Blambangan ke Majapahit, ia banyak bertanya pada petani yang dijumpainya, manakah arah jalan menuju Majapahit. Sebagai terima kasih atas bantuannya menunjukkan arah, ia menghadiahkan keris sajen buatannya pada para petani itu. Dulu, para petani umumnya percaya, tuah keris sajen karya Empu Jaka Sura ini berkhasiat untuk menyuburkan tanaman dan menangkal serangan hama tanaman. Bahkan sampai sekarang akhir abad ke-20 sebagian petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur masih mempercayai hal tersebut. Menjelang sampai di Ibukota Majapahit, Jaka Sura menghentikan perjalanannya untuk membuat sebilah pedang. Rencananya pedang itu akan dijadikan buah tangan untuk ayahnya, agar ayahnya tahu bahwa ia juga mewarisi bakat menjadi empu. Sesampainya di Majapahit Jaka Sura ternyata ditolak ketika hendak masuk ke keraton. Penjelasan yang diberikan oleh empu muda itu tidak dihiraukan oleh para prajurit penjaga pintu gerbang. Karena kesal Jaka Sura lalu menghantamkan pedang buatannya pada pintu gerbang itu sehingga pecah berantakan. Keributan itu menyebabkan Raja Majapahit keluar dan menanyakan apa yang terjadi. Sesudah mendengar laporan dari prajurit penjaga dan juga dari Jakasura, raja itu memberi tahu bahwa ayahnya telah diangkat menjadi Pangeran, dan tinggal di daerah Sedayu. Setelah mendapat penjelasan itu Jaka Sura lalu mohon diri dan segera berangkat ke Sedayu. Sang Raja juga menugasi Empu Salahita sebagai penunjuk jalan. Pedang yang ditinggalkan Jaka Sura kemudian dijadikan pusaka Kerajaan Majapahit, dan diberi nama Kanjeng Kyai Lawang. Kata lawang artinya pintu, karena mengingat bahwa kesaktian pedang itu telah menghancurkan pintu gerbang Majapahit. Kini, Kyai Lawang menjadi salah satu pusaka Keraton Kasunanan Surakarta. Sesampainya di Sedayu, Empu Salahita langsung membawa Jaka Sura ke besalen bengkel kerja milik Pangeran Sedayu, bukan ke rumahnya, karena mengira sang pangeran sedang berada di besalen-nya. Waktu itu di besalen itu para panjak sedang ramai bekerja di bawah pimpinan Empu Ki Jebat, karena Pangeran Sedayu sedang melakukan tapa brata. Setelah Jaka Sura diperkenalkan dengan Ki Jebat, tangan kanan Pangeran Sedayu itu bercerita bahwa sang pangeran saat itu sedang gundah hatinya. Soalnya, Pangeran Sedayu mendapat perintah dari raja untuk membuat keris dapur baru yang akan digunakan sebagai pusaka andalan Majapahit, karena pusaka yang terdahulu, yaitu Kanjeng Kyai Sumelang Gandring, pernah dicuri oleh Adipati Blambangan. Sudah berhari-hari Pangeran Sedayu melakukan tapa brata, tetapi bentuk dapur keris yang baru itu belum juga terbayangkan. Setelah mendengar penjelasan Ki Jebat, Jaka Sura segera mengeluarkan besi sisa peninggalan ayahnya ketika di Blambangan dulu. Besi sisa itu lalu dibakarnya di perapen, dan kemudian ditempanya. Tanpa lelah ia terus bekerja, sehingga akhirnya jadilah sebuah keris dengan dapur baru yang indah. Semua orang yang menyaksikan di besalen itu kagum. Ki Jebat lalu bertanya pada Jaka Sura, dapur apakah keris yang baru dibuatnya itu. Jaka Sura mengatakan, tidak tahu karena ia hanya bekerja berdasarkan ilham yang muncul tiba-tiba saat itu. Setelah menyerahkan keris itu pada Ki Jebat, Jaka Sura lalu pergi ke kali untuk membersihkan diri. Sementara itu Pangeran Sedayu datang ke besalen dengan wajah muram. Ia masih merasa sedih karena belum juga mendapat ilham mengenai dapur keris yang akan dibuat. Saat itulah Ki Jebat memperlihatkan keris buatan Jaka Sura. Betapa gembira hati Pangeran Sedayu melihat keris yang indah itu. Ia bertambah gembira lagi ketika tahu bahwa yang membuatnya adalah Jaka Sura, anaknya sendiri, yang lahir setelah ia meninggalkan Blambangan. Pangeran Sedayu yakin, Sang Raja tentu akan berkenan menerima keris indah itu sebagai pusaka keraton. Karena itu ia segera mengajak anaknya menghadap raja di Keraton Majapahit. Benarlah dugaan Pangeran Sedayu. Raja amat senang dengan keris itu, tetapi juga bingung ketika Pangeran Sedayu dan Jaka Sura memintakan nama bagi dapur keris baru itu. Akhirnya, setelah berpikir sejenak, raja menamakan dapur keris itu Kanjeng Kyai Sengkelat. Nama Sengkelat berasal dari kata sengkel’ yang artinya bingung dan kesal karena kehabisan akal. Saat itu raja Majapahit memang sedang kehabisan akal untuk mencarikan nama dapur yang merupakan perpaduan antara keris dapur Carita dengan dapur Parung itu. Pangeran Sedayu lalu membawanya menghadap raja, untuk memohon agar Jaka Sura diperkenankan mengabdi pada kerajaan. Permohonan dikabulkan, dan karena keris-keris hasil karyanya memuaskan raja, beberapa tahun kemudian Jaka Sura dianugerahi tanah perdikan, yaitu tanah bebas pajak, di daerah Jenu. Selain itu Jaka Sura juga diangkat sebagai adipati di daerah itu. Maka, Jaka Sura kemudian lebih dikenal sebagai Empu Adipati Jenu. Banyak penggemar keris yang mengira bahwa hasil karya Empu Jaka Sura hanya berupa keris sajen. Padahal keris sajen itu hanyalah keris yang dibuat untuk petani guna keperluan sesaji sawah mereka. Empu Ki Jigja Terkenal sebagai salah seorang empu pada zaman Kerajaan Majapahit. Ia adalah anak dari Empu Singkir alias Empu Angga, empu terkenal dari Pajajaran. Adiknya, Ki Empu Surawisesa juga menjadi empu, tetapi tidak bekerja bagi Kerajaan Majapahit, melainkan untuk Kadipaten Blambangan. Menurut buku-buku kuno, jari jempol tangan kirinya berwujud kepala ular. Keris buatannya tidak banyak, tetapi semuanya merupakan keris indah dan sakti. Tanda-tanda keris buatan Empu Jigja adalah, panjang bilahnya sedang menurut ukuran rata-rata keris tangguh Majapahit, tetapi menampilkan kesan kekar, namun luwes. Sogokan dan blumbangan-nya dalam, kembang kacang-nya kokoh. Greneng atau ri pandan keris buatannya jelas dan relatif besar. Kadang-kadang, kalau membuat kembang kacang Empu Jigja 'berani' keluar dari pakem. Beberapa keris yang menurut pakem memakai kembang kacang biasa, oleh Empu Jigja dibuat kembang kacang pogok. Walaupun demikian, keris yang seperti itu tetap saja manis dan serasi. Besi keris buatan Empu Jigja ada dua macam. Yang pertama besi itu berkesan kering dan madas. Warna besi itu hijau kecoklatan serupa tlethong, warna tahi kerbau. Jenis besi ini amat sukar termakan karat. Dan, bilamana diputihkan, dibersihkan sebelum diwarangi, besi keris yang kehijauan itu berbau ramuan rempah wangi jamu. Sedangkan jenis besi yang kedua yang digunakan Empu Jigja adalah yang berwarna hitam ngelar glatik, Nglugutnglugut, pamornya ngawat ngembang bakung. Empu Modin Adalah nama lain dari Empu Bekeljati, adalah seorang empu dari daerah Tuban yang hidup pada akhir zaman Majapahit. Keris hasil karyanya berukuran sedang panjangnya, tetapi agak tebal dan lebar. Dibandingkan dengan keris tangguh Tuban lainnya, karya empu Modin lebih tunduk ke depan. Besinya tampak keras dan kenyal, berwarna keabu-abuan, memberi kesan 'mentah'. Pamor yang sering digunakan adalah Wos Wutah dan Ngulit Semangka. Keris buatan Empu Modin kebanyakan merupakan keris lurus, dengan dapur Tilam Upih atau Brojol. Kalau membuat keris luk, maka luknya kemba. Kesan penampilan keris itu keras dan lugas. Pengikut Sunan Bonang Tentang mengapa Empu Bekeljati kemudian lebih populer dengan sebutan Empu Modin, manuskrip Serat Pratelan Bab Duwung yang ditulis R. Moestopo Pringgohardjo pada tahun 1961, menyebutkan Pada saat Empu Bekeljati berkarya, agama Islam baru mulai berkembang di daerah tempat tinggalnya. Yang menjadi pemimpin mesjid Tuban di kala itu adalah Sunan Bonang, yang bukan hanya dikenal sebagai ulama, juga sebagai orang yang memiliki banyak kesaktian. Empu Bekeljati yang semula beragama Hindu, kemudian menjadi salah seorang pengikut dan murid Sunan Bonang. Karena ketekunannya mempelajari agama, Empu Bekeljati menjadi kesayangan gurunya. Dan, karena lantang suaranya, dan fasih lafalnya, Sunan Bonang lalu menugasi Empu Bekeljati menjadi mua'zin atau penyeru azan. Dalam logat Jawa, kata mua'zin sering diucapkan mua'din, dan lama kelamaan menjadi modin. Begitulah, sejak saat itu Bekeljati lebih dikenal dengan sebutan Empu Modin. Bagi mereka yang percaya akan tuah, keris buatan Empu Modin dikenal sebagai keris yang memiliki angsar sabar, pemaaf, membuat pemiliknya menjadi luwes dalam pergaulan dan disayang orang sekelilingnya. Selain itu, keris karya Empu Modin juga bisa diharapkan mempermudah pemiliknya mencari rejeki. Walaupun dibuat orang yang sama, ketika masih dikenal sebagai Empu Bekeljati, keris buatannya lebih ramping dibandingkan sewaktu ia sudah dikenal dengan panggilan Empu Modin. Selain itu, keris Empu Bekeljati tampilan pamornya lebih mubyar. Jika keris itu memakai luk, maka luknya agak tanggung dan samar kemba - Jw.. Kembang kacang-nya mungil, agak kecil dibandingkan dengan ukuran bilahnya. Sogokan-nya dangkal dan pendek. Bagian janur-nya dibuat tumpul. KI NOM, EMPU, seorang empu yang terkenal pada zaman Agung Hanyokrokusumo di Mataram. Beberapa orang tua ahli keris menceritakan bahwa usia Ki Nom memang panjang sekali. Kata mereka, nama Ki Nom atau Pangeran Warih Anom, atau Ki Supo Anom justru adalah gelar dan nama pemberian Sultan Agung sebagai pernyataan kekaguman terhadap panjangnya umur empu yang terkenal awet muda itu. Konon, umur Empu Ki Nom lebih dari 100 tahun. Jika cerita-cerita mengenai dirinya benat, angka 100 itu masuk akal, karena Ki Nom dilahirkan pada menjelang akhir zaman Majapahit, jadi kira kira tahun 1520 an. Padahal, tatkala Sultan Agung Anyokrokusumo mempersiapkan penyerangan ke Batavia tahu 1626, Ki Nom masih mendapat tugas sebagai salah seorang empu tindih, yang membawahkan 80 orang empu lainnya. Berarti pada saat itu umurnya sudah 104 tahun! Empu Supo Anom, yang nama kecilnya Jaka Supa sebenarnya adalah anak dari Ki Supa Mandrangi atau Pangeran Sedayu, yang hidup pada akhir zaman Majapahit. Ibunya adalah putri kerabat kraton yang dihadiahkan’ kepada Empu Supa Mandrangi ketika pembuat keris terkenal itu diangkat sebagai pangeran dengan gelar Pangeran Sedayu. Ada cerita rakyat yang menyebutkan bahwa putri keraton itu bernama Dewi Tatiban. Kakaknya, satu ayah lain ibu, bernama Jaka Sura, juga seorang empu terkenal. Oleh raja Majapahit terakhir Empu Jaka Sura diangkat menjadi adipati di daerah Jenu, sehingga juga dikenal sebagai Empu Adipati Jenu. Ki Nom sebenarnya hanya singkatan nama atau panggilan bagi Empu Pangeran Warih Anom yang menguasai tanah perdikan otonomi & bebas pajak di daerah Sendang. Itulah sebabnya ia juga dipanggil dengan gelar Pangeran Sendang. Tanda-tanda utama buatan empu Ki Nom adalah Keris dan tombak buatan Ki Nom selain indah selalu mempunyai penampilan dan yang memberi kesan agung, anggun, mewah, berwibawa. Ganja buatan Ki Nom, kebanyakan merupakan ganja wilut dan kelap lintah. Sirah cecak-nya montok dan meruncing ujungnya, gulu meled-nya besar dan kokoh. Ukuran panjang bilahnya sedang, lebarnya juga sedang, tetapi tebalnya lebih dibanding keris buatan Mataram lainnya, terutama dibagian tengah bilah. Bilah buatan Ki Nom selalu berbentuk nggigir lembu. Motif pamornya biasanya rumit, halus, dan rapat serta rapi sekali penempatannya. Besi yang digunakan, dua rupa. Bagian tengah yang bercampur pamor warna besinya hitam keabu-abuan atau hitam keungu-unguan, tetapi dibagian pinggir hitam legam. Bagian kembang kacang-nya dibuat seperti gelung wayang, tetapi berkesan kokoh, dan kalau diamati dari sisi atas akan tampak ramping. Jalen-nya kecil, lambe gajah-nya pendek. Blumbangan-nya dangkal, penuh dengan pamor. Sogokan-nya juga dangkal dan menyempit ke arah ujung. Janur-nya menyerupai batang lidi. Salah satu keris adikarya hasil tempaan Ki Nom yang masih dapat disaksikan hingga saat ini adalah keris berdapur Singa Barong yang dijadikan cenderamata lambang persahabatan antara Kasultanan Mataram dengan Kesultanan Jambi. Keris itu bernama Si Ginje, dan saat ini tersimpan di Museum Pusat di Jakarta. EMPU DARI ZAMAN KE ZAMAN Dua arti dalam istilah empu, pertama dapat berarti sebutan kehormatan misalnya Empu Sedah atau Empu Panuluh. Arti yang kedua adalah Ahli’ dalam pembuatan Keris’. Dalam kesempatan ini, Empu yang kami bicarakan adalah seseorang yang ahli dalam pembuatan keris. Dengan tercatatatnya berbagai nama keris’ pastilah ada yang membuat. Pertama-tama yang harus diketahui adalah tahapan zaman terlahirnya keris’ itu, kemudian meneliti bahan keris, dan ciri khas sistem pembuatan keris. Ilmu untuk kepentingan itu dinamakan Tangguh’. Dengan ilmu tangguh itu, kita dapat mengenali nama-nama para Empu dan hasil karyanya yang berupa bilahan-bilahan keris, pedang, tombak, dan lain-lainnya. Adapun pembagian tahapan-tahapan zaman itu adalah sebagai berikut 1. Kuno Budho tahun 125 M – 1125 M meliputi kerajaan-kerajaan Purwacarita, Medang Siwanda, medang Kamulan, Tulisan, Gilingwesi, Mamenang, Penggiling Wiraradya, Kahuripan dan Kediri. 2. Madyo Kuno Kuno Pertengahan tahun 1126 M – 1250 M. Meliputi kerajaan-kerajaan Jenggala, Kediri, Pajajaran dan Cirebon. 3. Sepuh Tengah Tua Pertengahan tahun 1251 M – 1459 M Meliputi Kerajaan-kerajaan Jenggala, Kediri, Tuban, Madura, Majapahit dan Blambangan. 4. Tengahan Pertengahan tahun 1460 M – 1613 M Meliputi Kerajaan-kerajaan Demak, Pajang, Madiun, dan Mataram 5. Nom Muda tahun 1614 M. Sampai sekarang Meliputi Kerajaan-kerajaan Kartasura dan Surakarta. Telah kami ketengahkan tahapan-tahapan zaman Kerajaan yang mempunyai hubungan langsung dengan tahapan zaman Perkerisan, dengan demikian pada setiap zaman kerajaan itu terdapat beberapa orang Eyang yang bertugas untuk menciptakan keris. Keris-keris ciptaan Empu itu setiap zaman mempunyai ciri-ciri khas tersendiri. Sehingga para Pendata benda pusaka itu tidak kebingungan. Ciri khas terletak pada segi garap dan kwalitas besinya. Kwalitas besi merupakan ciri khas yang paling menonjol, sesuai dengan tingkat sistem pengolahan besi pada zaman itu, juga penggunaan bahan Pamor’ yang mempunyai tahapan-tahapan pula. Bahan pamor yang mula-mula dipergunakan batu meteor atau batu bintang’ yang dihancurkan dengan menumbuknya hingga seperti tepung kemudian kita mengenali titanium semacam besi warnanya keputihan seperti perak, besi titanium dipergunakan pula sebagai bahan pamor. Titanium mempunyai sifat keras dan tidak dapat berkarat, sehingga baik sekali untuk bahan pamor. Sesuai dengan asalnya di Prambanan maka pamor tersebut dinamakan pamor Prambanan. Keris dengan pamor Prambanan dapat dipastikan bahwa keris tersebut termasuk bertangguh Nom. Karena diketemukannya bahan pamor Prambanan itu pada jaman Kerajaan Mataram Kartasura 1680-1744. Bila kita telah mengetahui tangguhnya suatu keris maka kita lanjutkan dengan menelusuri Empu-Empu penciptanya. Tangguh Budho Kuno 1. Zaman Kerajaan Purwacarita, Empunya adalah Mpu Hyang Ramadi, Mpu Iskadi, Mpu Sugati, Mpu Mayang, danMpu Sarpadewa. 2. Zaman Kerajaan Tulis, Empunya adalah Mpu Sukmahadi. 3. Zaman Kerajaan Medang Kamulan, Empunya adalah Mpu Bramakedali. 4. Zaman Kerajaan Giling Wesi, Empunya adalah MpuSaptagati dan Mpu Janggita. 5. Zaman Kerajaan Wirotho, Empunya adalah Mpu Dewayasa I. 6. Zaman Kerajaan Mamenang, Empunya adalah Mpu Ramayadi. 7. Zaman Kerajaan Pengging Wiraradya, Empunya adalah Mpu Gandawisesa, Mpu wareng dan Mpu Gandawijaya. 8. Zaman Kerajaan Jenggala, Empunya adalah Mpu Widusarpa dan Mpu Windudibya. Madya Kuno Kuno Pertengahan 1. Zaman Kerajaan Pajajaran Makukuhan, Empunya adalah Mpu Srikanekaputra, Mpu Welang, Mpu Cindeamoh, Mpu Handayasangkala, Mpu Dewayani, Mpu Anjani, Mpu Marcu kunda, Mpu Gobang, Mpu Kuwung, Mpu Bayuaji, Mpu Damar jati, Mpuni Sumbro, dan Mpu Anjani. Sepuh Tengahan Tua Pertengahan 1. Zaman Kerajaan Jenggala, Empunya adalah Mpu Sutapasana. 2. Zaman Kerajaan Kediri, Empunya adalah 3. Zaman Kerajaan Majapahit, Empunya adalah 4. Zaman Tuban/Kerajaan Majapahit, Empunya adalah Mpu Kuwung, Mpu Salahito, Mpu Patuguluh, Mpu Demangan, Mpu Dewarasajati, dan Mpu Bekeljati. 5. Zaman Madura/Kerajaan Majapahit, Empunya adalah Mpu Sriloka, Mpu Kaloka, Mpu Kisa, Mpu Akasa, Mpu 6. Lunglungan dan Mpu Kebolungan. 7. Zaman Blambangan/Kerajaan Majapahit, Empunya adalah Mpu Bromokendali, Mpu Luwuk, Mpu Kekep, dam Mpu 8. Pitrang. IV. Tangguh Tengahan Pertengahan 1. Zaman Kerajaan Demak, Empunya adalah Mpu Joko Supo. 2. Zaman Kerajaan Pajang, Empunya adalah Mpu Omyang, Mpu Loo Bang, Mpu Loo Ning, Mpu Cantoka, dan Japan. 3. Zaman Kerajaan Mataram, Empunya adalah Mpu Tundung, Mpu Setrobanyu, Mpu Loo Ning, Mpu Tunggulmaya, Mpu Teposono, Mpu Kithing, Mpu Warih Anom dan Mpu Madrim Nom Muda 1. Zaman Kerajaan Kartasura, Empunya adalah Mpu Luyung I, Mpu Kasub, Mpu Luyung II, Mpu Hastronoyo, Mpu Sendang Warih, Mpu Truwongso, Mpu Luluguno, Mpu Brojoguno I, dan Mpu Brojoguno II. 2. Zaman Kerajaan/Kasunanan Surakarta, Empunya Mpu Brojosentiko, Mpu Mangunmalelo, Mpu Karyosukadgo, Mpu Brojokaryo, Mpu Brojoguno III, Mpu Tirtodongso, Mpu Sutowongso, Mpu Japan I, Mpu Japan II, Mpu Singosijoyo, Mpu Jopomontro, Mpu Joyosukadgo, Mpu Montrowijoyo, Mpu Karyosukadgo I, Mpu Wirosukadgo, Mpu Karyosukadgo II, dan Mpu Karyosukadgo III. Demikian sekilas uraian tentang Mpu-Mpu dan zaman ke zaman. Keberadaannya sudah tentu menyemarakkan dunia perkerisan selalu sarat dengan karya-karya baru yang terus berkembang dari zaman ke zaman. Dari keris-keris lurus hingga keris-keris yang ber luk. Ditambah dengan beraneka macam ragam hias pada bilahannya. Semua menuju ke arah maju, tetapi tidak meninggalkan pakem standar. Ragam hias itu berupa kepala hewan yang diletakkan pada gadik misalnya kepala naga, anjing, singabarong, garuda, bahkan puthut. Dengan ditambahkannya bentuk-bentuk itu, sekaligus nama keris itupun berubah, naga siluman, naga kembar, naga sosro, naga temanten, manglar monga, naga tampar, singa barong, nogo kikik, puthut dan lain-lainnya. Bahkan zaman Kasultanan Mataram sejak masa Pemerintahan Sultan Panembahan Senopati, dunia Perkerisan tampak makmur lagi, lesan mewah tampak pada bilahan keris yang diserasah emas. Sultan yang arif dan bijaksana itu membagi-bagikan keris sebagai tanda jasa kepada mereka yang berjasa kepada pribadi Sultan maupun kepada Negara dan Bangsa. Tentu saja ragam hiasannya satu dengan lain berbeda walaupun demikian tidak meninggalkan motif aslinya. Hiasan yang terasah emas itu terletak pada gonjo atau wadhidhang dengan bentuk bunga anggrek atau lung-lungan dari emas. Atau sebantang lidi yang ditempelkan pada gonjo atau dibawah gonjo terdapat Gajah dan Singa terbuat dari emas juga. Tentu saja penciptanya adalah para pakar perkerisan yang kita kenal dengan sebutan Empu Keris Brajaguna KERIS BROJOGUNO BISA MENEMBUS BAJA BESI Para kolektor keris pernah menghindari koleksi keris-keris dari jaman Pajang dan Kartasura. Mereka berpendapat tosan aji dari kedua jaman itu ,dianggap kurang baik, karena berasal dari jaman Kraton yang umurnya relatif pendek. Keraton Pajang umurnya hanya 32 tahun 1628-1660 dan Kartasura hanya 75 tahun 1670-1745. Keduanya runtuh karena peperangan. Patut dipertanyakan apakah alasan itu lebih didasarkan atas hasil karyanya ataukah oleh sebab filosophy lain. Dalam sejarah memang disebutkan ,selama kedua kerajaan itu berdiri diwarnai dengan banyak peperangan dan kerusuhan. sehingga menyimpulkan hasil karya para empunyapun kurang bagus karena dibuat dalam suasana tidak aman. Demikian antara lain terungkap dalam sarasehan terbatas Pametri Wiji . Pakar keris KRT Sumosudiro mengatakan, Kerajaan Pajang berdiri sebelum Keraton Mataram. Sedang Kerajaan Kartasura merupakan perpanjangan Kerajaan Mataram. Disebutkan, sepeninggal Sri Susuhunan Amangkurat Agung Seda Tegalarum tampuk pemerintahan dipegang oleh puteranya, Pangeran Adipati Anom yang kemudian menjadi Sri Susuhunan Amangkurat II. Pusat Kerajaan Mataram, Plered, ketika berhasil direbut dari tangan pemberontak sudah dalam keadaan rusak. Itulah sebabnya keraton dipindah kehutan Wonokerto yang kemudian dijadikan pusat kerajaan dan diberi nama Kartasura Hadiningrat. Di jaman Pajang dengan Raja Sri Sultan Hadiwijoyo dikenal beberapa orang empu, diantaranya Empu Umyang dan Empu Cublak. Empu Umyang adalah anak Empu Supa Sepuh dari jaman Majapahit. Ki Umyang juga disebut Ki Tundhung Kudus. Disebut demikian karena sewaktu mengabdi kepada Raja Pajang ia diusir dari keraton gara-gara difitnah oleh rekannya Empu Cublak. Di Kudus pembuat keris ini tidak lama, kemudian ia mengabdi ke kerajaan Mataram, bahkan dia diangkat menjadi pemimpin para empu, dan diberi gelar Ki Supa Anom atau lebih kondang disebut Ki Nom. Karya Empu Umyang banyak dipercaya masyarakat jika digunakan untuk mengkreditkan uang akan menguntungkan. Yang berhutang selalu akan risih karena diganggu oleh dhemit dan thuyul yang bercokol di dalam keris Umyang itu. Keris Umyang ditandai dengan bagian sor-sorannya yang mbekel buncit seperti perut Bethara Narada atau ngedhe karena luknya berjalan kekiri, tidak kekanan seperti lazimnya. Namun menurut pakar tayuh keris R. Oesodo, keris Umyang tidak selalu ngedhe. Ada juga keris Umyang yang berluk biasa bahkan ada juga yang berdapur lurus. Mbah Prawirosudarmo alm. paranormal dari sentolo pernah mengingatkan, tidak semua orang bisa memakai keris Umyang. Beliau mengaku sudah beberapa kali kedatangan keturunan orang kaya di Kota gede. Mereka mengeluh kehidupannya terlunta-lunta dan tidak merasa tentram. Menururt pengamatan batin Mbah Prawirosudarmo ternyata mereka menyimpan keris Umyang yang sewaktu orang tuanya selalu diberi sesaji gecoh daging mentah pada waktu-waktu tertentu. Atas sarannya keris warisan orang tuanya itu dilabuh di Laut Kidul meskipun pusaka itu sedah diberi busana yang mewah. Nyatanya setelah hal itu dikerjakan, mereka dapat menjalani kehidupannya dengan baik dan tenteram. Pada umumnya keris tangguh Pajang memiliki besi mentah, terkesan kurang tempaan Pamornya mubyar menyala putih seperti perak. Baja sedang jika berluk, kellokannya terlihat rapat kekar. Ganja umumnya besar. Sirah cecak juga besar. Tantingannya agak berat, lebih berat dari keris-keris Mataram. Selain Umyang di jaman Pajang juga dikenal Empu Cublak, Empu Wonogati, Empu Surawangan, Empu Joko Puthut dan Empu Pengasih. Pembuatkeris yang disebut terakhir ini ditandai dengan karyanya yang tidak berpamor. Berbicara tentang keris tangguh Kartasura, Sumosudiro mengutip uraian M Ng. Wirasukadga dari Keraton Surakarta sbb. ganja sebit lontar, sirah cecak lancip, badan bilah tebal, dan kau janggal, besi keropos dan keputihan, pamor mengambang dan mubyar menyala putih seperti perak atau tidak berpamor. Gaya keris Kartasura mirip keris Mataram. Pasikutannya nyatriya, terkesan seperti seorang satriya, tetapi kasar. Yang luk umumnya rapat kekar. Empu yang terkemuka di jaman itu adalah Empu Brojo Brojoguno I yang mengabdi di kraton. Hasil karyanya terkesan sangat keras, bisa menembus uang logam, bahkan konon bisa menembus baju besi kere waja. Empu lainnya adalah Empu Sentranaya III, Empu Sendhang Warih, Empu Taruwangsa, Empu Japan dan masih banyak lagi. Di jaman Keraton Kartasura telah dibat duplikat keris pusaka Kangjeng Kyai Ageng Maesa Nualr. Tidak jelas apakah KKA Maesa Nular yang dimiliki Keraton Yogyakarta itu asli atau duplikatnya yang dibuat di jaman Kartasura. Menururt catatan keris pusaka itu berdapur Maesa Lajer. Pada masa itu para empu keraton juga membuat duplikat tombak pusaka Kangjeng Kyai Ageng Pleret. Sewaktu Geger Pacinan tombak inventaris keraton ini diamankan oleh abdidalem Suranata. Namun Pangeran Mangkubumi kemudian menjadi Sri Sultan HB I yang melihatnya segera merebutnya. Selanjutnya menjadi milik Keraton Yogyakarta. Apakah yang dilarikan itu tombak yang tulen ataukah tombak yang putran/tiruan..? sulit untuk dijawab, karena hampir tidak mungkin menelitinya.

rQ4Qe.
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/104
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/148
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/60
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/291
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/140
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/220
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/369
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/39
  • 3dnt27u4y2.pages.dev/19
  • nama nama empu dan kitabnya